Mohon tunggu...
Tri Nawangsih
Tri Nawangsih Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Blogger, Ghostwriter, Writerpreneur, Coffee Lover. Mail to : nawangtri77@gmail.com, Follow twitter @shenawangtri. Blog www.reborn-shenawangtri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

It is Hard to be a Woman...( Susahnya Jadi Perempuan )

13 Desember 2013   21:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:57 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13869434691886774949

[caption id="attachment_298537" align="alignnone" width="300" caption="gambar diambil dari situs ini https://www.facebook.com/weareheretoinspire"][/caption]

Malam telah larut, tiba-tiba saja seorang teman di LN yang selama ini setia menemani saya menulis di malam hari mengirimkan pesan melalui wahtsapp. Untaian kata-kata yang membuat saya...tertawa ngakak sekaligus juga.. mikir.

"It is hard to be a woman..You must think like a man. Act like a lady. Look like a young girl. Work like a horse." Menjelang hari Ibu, saya jadi berpikir tentang almarhumah ibu. Saya memang tak mengenalnya lama, karena beliau telah meninggal dunia sejak saya berusia 2 tahun. Bagaimana saya mengenang hari Ibu ini? Dan teman saya menjawab kegalauan hati saya. Dengan mengingatkan bahwa saya adalah perempuan dan seorang Ibu. Betapa susahnya menjadi perempuan, makhluk yang lemah lembut yang seharusnya menggunakan 90% perasaan dan 10% logika, dipaksa berpikir seperti laki-laki yang 100% mengandalkan logika dan pemikiran. Tentu sering terjadi pergolakan di hati, walau dalam beberapa hal, logika lah yang sering menyelamatkan perempuan dari marabahaya dan fitnah. Sebagai perempuan yang mandiri karena sejak kecil harus hidup sendirian bersama satu-satunya kakak. Kakaklah yang mengajari saya untuk menjadi *separuh perempuan separuh laki-laki* tidak hanya harus berpikir logis namun bisa menjaga diri. Think like I`m a man, berpikir seperti laki-laki. Act like a lady. Dan mulailah paradoks dalam hidup saya. Berpikir seperti laki-laki namun kadang-kadang harus tampil manis seperti seorang lady. Padahal sehari-hari pakai jeans dan sepatu kets, giliran kondangan harus bergaun dan ber high heel. Tidak boleh berkata keras apalagi jorok. Di kantor karena saya adalah perempuan yang tersasar di team work yang kebanyakan personelnya laki-laki maka kebiasaan ngomong keras, cadas dan kasar hampir jadi kebiasaan. Sementara kalau bertemu anak atau suami, temperamen harus sudah di turunkan. Look like a young girl? hhmmm..semua perempuan pasti pengen terlihat awet muda termasuk juga saya hehehe...Alih-alih memakai kosmetik mahal demi tampak awet muda, saya lebih memilih gaya hidup sehat. Hasilnya? Bisa dilihat di foto hehehe..Usia saya sudah 36 tahun, namun masih ada saja yang menganggap saya dibawah 30 tahun. Selain gaya hidup sehat, juga saya selalu berusaha berpikir positif dan gembira walau seberat apapun beban hidup. Berat? Mungkin iya..tapi hidup tetap harus dijalani. Work like a horse...hehehe kerja seperti kuda. Karena terbiasa hidup susah, saya jadi workaholic, gila kerja. Terbiasa dengan deadline karena sudah jadi redaktur mading sejak SMP dan ini cukup membantu saya menghadapi deadline kerja di kantor. Kini, sebagai ibu rumah tangga dengan satu anak yang hyperaktifnya minta ampun, ditambah bekerja dan sering harus mengurus rumah sendiri ketika pembantu abstain, lengkap sudah gelar *bekerja seperti kuda* Kata seorang ulama perempuan, menjadi ibu adalah pekerjaan yang sangat mulia. Apapun yang dia lakukan selalu bernilai ibadah, bahkan ketika hanya membuatkan teh atau kopi untuk suami. Ibu, juga sebuah profesi yang kompleks yang pertanggungjawabannya mungkin tidak ditanyakan kini saat di dunia, namun juga di akhirat. Maka, menjelang peringatan Hari Ibu tahun ini, saya mencoba introspeksi diri. Sesusah apapun jadi perempuan, jalani saja karena sudah di tetapkan. Toh, jadi lelaki juga tidak semudah yang kita sangka. Seberat apapun menjadi Ibu, nikmati saja, karena masih banyak perempuan jomblo yang mendambakan ladang pahala menjadi seorang ibu. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun