Mohon tunggu...
Bella Shafariyenni
Bella Shafariyenni Mohon Tunggu... Editor televisi lokal -

Bella Puteri Shafariyenni, kelahiran 96 di akhir Juni, penikmat fiksi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menulis Atasi Depresi dan Melatih Keseimbangan

19 November 2015   13:39 Diperbarui: 19 November 2015   13:39 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Ada banyak manfaat yang dapat diraih melalui kegiatan menulis, selain digunakan sebagai media dalam penyampaian suatu pemikiran maupun informasi ternyata menulis juga bermanfaat sebagai terapi mengatasi perasaan tertekan atau stres.

Rasa cemas maupun depresi tentu sudah menjadi bagian tersendiri bagi kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat kota yang sering berhadapan dengan berbagai aktivitas di lingkungan yang padat.

Menurut salah seorang guru besar psikologi University of Texas, James W. Pennebaker, menulis memiliki tiga manfaat :

  1. Menulis dapat meningkatkan kekebalan tubuh,
  2. Bercerita melalui tulisan dapat menyelesaikan masalah psikis
  3. Menulis sebagai katarsis (pelepasan emosi/ ketegangan)

Hal ini ternyata terbukti melalui sebuah karya berjudul Habibie & Ainun yang ditulis oleh B.J. Habibie setelah wafatnya Ainun isteri yang sangat ia cintai. Saat merasakan kehilangan yang begitu besar beliau diberikan empat saran sebagai langkah pencegahan depresi yang terus berkelanjutan, yaitu dirawat di rumah sakit jiwa, dirawat di rumah dengan bantuan tim dokter, curhat kepada orang yang dekat kepada Habibie dan Ainun, dan saran yang keempat adalah menulis. Habibie memilih saran yang keempat dan perlahan ia kembali bangkit dari keterpurukannya.

Hal ini juga dapat menjadi alasan mengapa para pengguna sosial media suka berkeluh kesah melalui akun yang dimilikinya, meskipun hal tersebut memiliki dampak yang kurang baik karena mengumbar masalah pribadi kepada masyarakat luas. Sebagian orang menganggap hal tersebut membuat dirinya merasa bebas berekspresi dengan menulis apapun sesukanya, seperti halnya menulis buku harian. Padahal kebiasaan tersebut lebih banyak memiliki dampak negatif yang berkelanjutan.

Manfaat lainnya yang dapat diraih dari kegiatan menulis yaitu dapat melatih keseimbangan antara otak kanan dan kiri, khususnya pada penulisan fiksi. Secara ringkas dinyatakan bahwa masing-masing bagian otak memiliki fungsi yang berbeda, otak kanan berfungsi dalam perkembangan emosional dan otak kiri berfungsi dalam perkembangan intelektual.

Otak kanan identik dengan kreativitas, imajinasi, musik, warna, serta sesuatu yang tidak terstruktur dan tidak mendetail. Sedangkan otak kiri berhubungan dengan rasionalitas seperti angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan, logika, analitis, matematis, sistematis, dan terstruktur tahap demi tahap.

Karena itu kedua fungsi otak tersebut dapat saling bekerja sama ketika menulis fiksi, melalui proses penggabungan antara kreativitas dan imajinasi dengan kemampuan menyusun imajinasi tersebut sesuai alur yang terstruktur.

 

Referensi :

(tempo.co)

(bipolarcenterindonesia.blogspot)

(odishalahuddin.wordpress)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun