Mohon tunggu...
Ary Artana
Ary Artana Mohon Tunggu... -

arenunnart | alLeagardha | reArtanaism | arthanae

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pulang II

2 September 2011   09:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:17 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Di siang hari yg terik sabtu itu saya mencoba bersandar pd sbuah kursi, satu benda yg di takdirkan jadi pemalas ini. Tak ada tanda-tanda air langit akan turun untuk sekedar dinginkan tanah bumi ini.

saya masih bpikir apa yg akan saya lakukan? sedang di depan saya ada kawan-kawan tercinta yg seolah tersenyum ramah minta sgera di jamah..netbook, BB, satu bungkus rokok, pena kesayangan, satu toples roti brownies & satu piring tape ketan..sebuah harapan jelas tergambar, tapi sejenak saya merasakan ada satu kehilangan..

saya bangkit tanpa tujuan tapi seolah brada dlm sebuah pencarian atas sesuatu yg saya harapkan. Mata saya tertuju pd makhluk kecil yg biasa di takuti sama Allea keponakan saya di pintu kulkas rumah ini..saya coba mendekat dgn asal saya mencoba usir kecoak itu pake Pena yg slalu saya bawa hush! Larilah dia..

akhirnya saya mencoba membuka kulkas itu..terlihat kosong! tapi sekilas saya liat bagian bawah pintu kulkas ada benda yg ta asing rupanya..terasakan hati ini segar & pikiran sayapun menemukan ketenangan,kuambil benda itu..satu kaleng Beer hitam.

saya kembali di kursi itu, duduk damai lalu saya nyalakan netbook sambil tangan saya membuka penutup Beer itu, diri srasa ta sabar untuk nikmati Beer di siang yg terik.

sudah ada dlm angan saya apa yg akan saya lakukan bersama kawan-kawan setia itu.

seperti biasa raga jiwa ini bebas menemukan apa itu harfiahnya Merdeka!

tiba-tiba BB saya berbunyi, ringtone yg saya sangat hafal..panggilan dari Raff keponakan saya di Paris van Java yg selalu saya rindukan untuk bercengkrama dengannya. saya merasakan sebuah keindahan hari itu Sabtu siang yg membuat saya terbebas dari market indeks saham.

Dari situ saya berpikir untuk hadapi segala hal kita tidak perlu berpusing, dengan kelapangan Jiwa kita akan menemukan sesuatu yg kita cari walau tidak pernah di rencanakan.

Satu karya ta berujung purna sudah..ada keinginan kuat untuk segera bertatap muka dengan keluarga besar saya, seteguk Beer sambil isap rokok dalam-dalam, tanpa hela napas kaki ingin meLangkah..Pulang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun