Semenggoh Wildlife Centre adalah tempat penampungan dan cagar alam bagi orangutan. Di sini pengunjung memiliki kesempatan langka untuk berinteraksi dengan orangutan yang hidup dalam kondisi semi liar. Terletak sekitar 24 km dari Kuching, Semenggoh didirikan pada tahun 1975 untuk merawat hewan-hewan liar yang sebelumnya dipelihara secara ilegal, menjadi yatim piatu, atau terluka di hutan hujan.
Selama bertahun-tahun, beberapa orangutan telah berhasil direhabilitasi dan dilepas kembali ke cagar alam seluas 653 hektar ini. Beberapa dari mereka yang dilepaskan berhasil membentuk keluarga dan menghabiskan hidup mereka secara bebas di dalam area yang dilindungi ini. Meskipun sebagian besar waktu mereka dihabiskan di hutan, beberapa orangutan kembali ke pusat untuk menerima makan dua kali sehari.
Saat ini, lebih dari dua puluh orangutan tinggal di Semenggoh dan kapasitas cagar alam ini telah tercapai. Kegiatan rehabilitasi orangutan Sarawak sekarang dipusatkan di Matang Wildlife Centre, namun Semenggoh tetap menjadi lokasi terbaik di Sarawak untuk berdekatan dengan orangutan.
Waktu terbaik untuk mengunjungi tempat ini pada saat pemberian makan pagi dan sore. Sesi-sesi ini berlangsung setiap hari pada pukul 9 pagi dan 3 sore. Sangat disarankan untuk sampai di Semenggoh sebelum pemberian makan dimulai. Kadang-kadang orangutan datang lebih awal dan berkumpul di dekat Kantor Pusat. Jika Anda datang lebih awal, Anda mungkin berkesempatan untuk melihat mereka sebelum mereka bergerak ke tempat biasa untuk pemberian makan.
Saat waktu makan semakin dekat, orangutan kadang turun dari pohon di dekat area Kantor Pusat. Lima menit sebelum waktu makan, seorang petugas taman akan memberikan pengantar singkat dan briefing keamanan. Kemudian Anda mengikuti petugas taman menelusuri jalan hutan menuju area pemberian makan. Salah satu petugas akan menuju platform pemberian makan membawa ember makanan dan terkadang botol susu. Mereka kemudian akan memanggil nama-nama orangutan yang berkeliaran di cagar alam ini. Orangutan diberi berbagai macam makanan termasuk pisang, nanas, jeruk, tebu, ubi jalar, kelapa, pepaya, dan telur rebus.
Biasanya, orangutan akan turun dari kanopi ke pohon dan vegetasi di dekat platform. Kadang-kadang mereka hanya mengambil beberapa makanan dan segera kembali ke hutan. Di lain waktu, mereka akan menghabiskan waktu sekitar 30-60 menit di sekitar area tersebut. Ini sangat tergantung pada keberuntungan. Kadang-kadang ada 1-3 orangutan, dan pada hari lain Anda mungkin melihat 4-8 atau lebih orangutan. Jika beruntung, Ritchie si jantan dominan bisa muncul, atau mungkin seorang induk dengan bayi kecil.
Namun, pada hari-hari tertentu, bisa saja tidak ada orangutan yang muncul. Hal ini terjadi selama musim berbuah di hutan di mana makanan melimpah sehingga orangutan tidak perlu kembali ke pusat untuk 'mendapat makan gratis'.
Untuk pergi kesana, sebagai turis, saya menyarankan Anda untuk dapat menggunakan Grab ataupun jika Anda sudah menggunakan travel, dapat langsung meminta kepada driver masing-masing untuk diantarkan langsung ke Semenggoh Wildlife Centre, karena tempat ini sudah sangat terkenal dan turis seringkali berkunjung kesini.
Semenggoh Wildlife Centre dibuka untuk umum dari pukul 8.00 pagi hingga 10.00 pagi, dan dari pukul 2 siang hingga 4 sore. Biaya masuk untuk dewasa adalah RM 10 (WNA) dan RM 5 (Lokal), sementara untuk anak-anak (usia 6-17 tahun) biayanya adalah RM 5 (WNA) dan RM 2 (Lokal). Anak-anak di bawah 6 tahun masuk gratis. Tersedia juga fasilitas Buggy Car seharga RM 15 (WNA) dan RM 10 (Lokal). Saya menyarankan untuk menggunakan buggy car jika Anda bukan seorang yang senang untuk berjalan jauh, namun jika Anda mau berkunjung sembari melakukan jalan santai atau jogging, tempat ini sangatlah cocok.Â
Selain melihat orangutan secara langsung, Anda juga dapat melihat museum seputar kehidupan satwa liar, serta Anda dapat membeli beberapa merchandise sebagai oleh-oleh yang dapat Anda bawa untuk orang-orang tersayang. Saya sangat merekomendasikan Anda untuk mengunjungi Semenggoh Wildlife Centre, terlebih lagi jika Anda memiliki keluarga yang sangat tertarik untuk mempelajari kehidupan satwa liar.Â