Mohon tunggu...
Reagen Saragih
Reagen Saragih Mohon Tunggu... Penulis - Professional Strength Coach

Certified Trainer, Certified Public Speaking-Registered, Professional Strength Coach Based on Gallup Strength, Professional Business Graphology.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

10 Langkah untuk Mengubah Pikiran Orang Lain

23 November 2022   14:36 Diperbarui: 23 November 2022   14:43 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah mendengar kalimat 'jangan pernah berusaha merubah orang lain?' Saya yakin itu kalimat familiar buat teman-teman, namun apakah itu sepenuhnya benar?

Pak Tanadi, salah seorang inspirator saya pernah berkata bahwa sebenarnya pekerjaan kita sebagai manusia apa pun profesi kita adalah mengubah manusia lain atau benda. Mungkin banyak orang yang tidak terima dengan pernyataan itu, tapi sejatinya itulah kenyataannya. Sebagai contoh, pekerjaan profesi guru, pekerjaan merubah murid yang belum tahu menjadi tahu. Kita bisa menghabiskan berjam-jam untuk mendeskripsikan profesi yang akan kupas yang sesungguhnya berfungsi dasar "mengubah".

Menjadi menarik, ketika kita ingin mengubah pandangan seseorang, namun kita sering tidak tahu mulai dari mana. Bagaimana kalau ada yang mengatakan bahwa peristiwa 9/11 bukanlah ulah teroris melainkan "Inside Job". Saya yakin tidak sedikit orang akan menghujat saya, namun mungkin tetap ada yang mengatakan bahwa ini mungkin saja terjadi.

Tulisan saya kali ini terinspirasi dari sebuah buku How To Change Mind karya David Mc Raney. Diawali dalam buku ini, sebuah kisah seorang Truther garis keras yang pada awalnya meyakini bahwa 9/11 bukanlah merupakan perbuatan teroris, melainkan "Inside Job" dan pada akhirnya kembali percaya bahwa itu merupakan perbuatan teroris. Menjadi fokus buku ini, bagaimana seorang yang awalnya percaya dan mati-matian memegang teguh bahwa 9/11 adalah perbuatan "Inside Job" berubah percaya bahwa kejadian tersebut karena ulah teroris.

Nah, dalam buku tersebut DAvu menyebutkan ada 10 langkah untuk membuat seseorang berubah pikiran. Yok kita bahas satu demi satu.

1. Bangunlah kerekatan/kedekatan, pastikan bahwa orang yang ingin anda ubah pikirannya percaya bahwa anda hadir tidak untuk menyalahkan dia atas apa yang dia percaya, kita hanya mau tahu apa sebenarnya alasan-alasan dibelakang pemikiran yang ingin anda ubah.
2. Tanyalah pernyataan yang mengklaim terkait isu yang ingin kita ubah.
3. Ulangi pernyataan yang dia sampaikan dan pastikan bahwa pengulangan yang Anda lakukan benar. Ulangi hingga mereka benar-benar puas atas summary yang anda buat.
4. Perjelas defenisi atas apa yang mereka buat, ingat selalu menggunakan defenisi yang mereka buat, bukan defenisi yang kita pahami.
5. Tanyakan dalam skala 1-10 (1 tidak yakin sama sekali, 10 sangat yakin) bagaimana mereka memegang pendapat atas sebuah isu.
6. Tanyakan apa latar belakang yang membuat mereka memegang kepercayaan di angka skala tersebut.
7. Tanyakan apa metode yang mereka gunakan untuk menjustifikasi kualitas alasan atau pendapat mereka.
8. Dengarkan, jangan bantah, dan ulangi baru kemudian summary kan, ulangi hingga lawan bicara anda merasa didengarkan.
9. Sampaikan tanggapan pribadi Anda hingga anda mencapai pemahaman anda, namun jangan berargumentasi apapun atas pandangan lawan bicara anda berdasarkan pandangan Anda

10. Tanyakan penilaian skala akhir mereka dan kemudian tutup dengan harapan terbaik buat lawan bicara Anda.

Teknik diatas disebut dengan Canvassing, orang yang melakukannya disebut dengan Canvasser. Dari penelusuran saya di buku tersebut, kebanyakan orang akan mengalami transisi dari awalnya menolak sesuatu menjadi menerima sesuatu, dari menerima sesuatu menjadi menolak sesuatu. Bahkan setidaknya intensitas skala mereka atas pendapat mereka berubah menjadi polaritas yang kita harapkan. Selamat Mencoba..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun