Mohon tunggu...
Rembulan
Rembulan Mohon Tunggu... Teknisi - Blockchain

I am not

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang Asing di Jepang seperti Mahluk Asing

10 Oktober 2013   12:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:44 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Andik vermansyah sekarang bermain untuk klub sepak bola di jepang, Klub tersebut bernama Ventforet Kofu yang bermarkas di kota kofu. Kebanyakan orang yang pernah saya temui sering mengalami kendala kalau berada di jepang. Berbeda kalau mereka berada di eropa atau amerika. Di jepang ini kendala utama untuk orang asing adalah bahasa, dimana sedikit sekali orang jepang yang menguasai bahasa inggris. Kalau pun bisa, itu pun kadang tidak dimengerti karena lapaz mengucapannya masih ke jepang-jepang tanpa huruf mati diakhir kata.
Seperti pengucapan "thank you". Kalau orang jepang ngomong menjadi "sangkyu".

Untuk ngucapin angka 3 saja misalkan dalam bahasa inggris TRI akan diucapkan oleh mereka menjadi tori. Masih banyak yang lainnya yang tak bisa disebutkan seperti pengucapan bahasa teknik mongki renci, atau doa (dor, pintu). Pantas saja anis baswedan gak suka sama jepang karena nasionalisme mereka tinggi, yang tidak suka menerima budaya asing seperti bahasa inggris menguasai jepang. Sekarang-sekarang aja jepang mulai terbuka, dikit-dikit teman saya orang jepang ngomong pakai bahasa inggris yang walaupun itu tidak saya mengerti sama sekali.

Yang kedua, orang jepang suka-suka mereka mengganti nama orang. Ini yang bikin saya bete ketika baru tiba di jepang dikasih badge nama saya kok berubah. Tertulis pakai huruf KATAKANA namun beda dengan nama gue yang asli, nama saya juanas orta berganti menjadi juanasu oruta. Ya apa mau dikata, namanya aja merantau di negeri orang jadi harus mengikuti kemauan dan budaya mereka sendiri, walau pun saya meresa seperti mahluk asing.

Andik vermansah pun pastinya begitu. Dia gak bisa nolak kalau di punggungnya tertulis nama yang aneh. ANDIKU BERUMANSA pakai kata katakana. Pakai huruf katakana untuk sebuah nama menunjukan jelas sekali kalau yang bersangkutan adalah gaijin alias orang asing. Orang asing di jepang dulu dianggap aneh sih. Kalau saya naik kereta berdekatan duduk sama orang jepang mereka agak bergeser. Entahlah apa badan gue yang bau atau hidung mereka bermasalah, tapi kok bermasalah semua ama anak indonesia lainnya.

Mengenai huruf jepang, yang mati hanya huruf N, jadi kalau ada nama selain huruf N diakhir nama, dapat dipastikan akan digandeng dengan huruf vokal. Misalkan saja : NUNIK menjadi NUNIKU atau Mad Mizan menjadi Mado mizan atau Iskandar Zulkarnaen menjadi ISUKANDARU JURUKANAEN. Huruf L menjadi ru. Membaca huruh N pun bukan N saja tapi menjadi Eng, JURUKANAENG kalo dibaca.

Begitulah, tidak bisa kita interupsi untuk nama kita tidak diubah menjadi nama jepang. Karena itu akan menyulitkan bagi mereka melapazkannya. Kalau pun berubah paling cuma tulisannya aja tetap nama asli, tapi kalo penyebutan tetap pakai bahasa mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun