'Ngopi Bareng' bersama komunitas 3G O memang selalu menarik untuk kita simak, selain sharing berbagai ilmu seputar dunia pertanian (basis organik) kita juga bisa mendapatkan berbagai informasi lain, tentu saja informasi yang kita dapat disini tidak jauh dari dunia pertanian. Seperti 'Ngopi Bareng' session 10 pada Kamis malam 26 April 2018 bersama narasumber P Asep, Ka. Balingtan.
Pada sesi 'Ngopi Bareng' kali ini beliau berbagi informasi atau menyampaikan sedikit bocoran tentang alat PURP (Perangkat Uji Cepat Residu Pestisida). Sebelum munculnya alat PURP yang masih dalam tahap HAKI atau hak paten ini kita mungkin mengenal suatu alat konvensional GC (Gas Chromatogtraphy) dan HPLC (High Performance Liquid Chromatography), alat ini memiliki fungsi yang sama yaitu penguji residu pestisida.Â
Dengan alat konvensional GC dan HPLC analisis residu pestisida membutuhkan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu sedangkan dengan menggunakan alat PURP, analisis residu pestisida hanya membutuhkan waktu kurang lebih 5 menit saja. Dengan alat ini obyek yang bisa uji antara lain tanah, tanaman, air , pangan olahan dan lain-lain.
Alhamdulillah, meski karya anak negeri ini, baru terangkai 80%, namun di sinyalir alat ini ke depannya akan sangat banyak di manfaatkan oleh pelaku pertanian, karena memiliki cara kerja yang lebih sensitif serta stabil, dan juga mudah untuk di bawa kemana saja mengingat ukurannya yang simple.Â
Lebih Simple Dan Mudah Dioperasikan
Memang alat PURP ini belum banyak di kenal oleh masyarakat luas karena alat ini tergolong baru bahkan belum ada di pasaran, istilah kerennya belum di publikasikan secara umum, seperti pada tema 'ngopi bareng' bersama komunitas organik (3G O) beberapa waktu lalu yang membahas sedikit tentang alat PURP. Telah di jelaskan bagaimana cara kerja serta manfaat dan cara menggunakan alat PURP oleh pak Asep, Ka. Balingtan melalui diskusi 'Ngopi Bareng' di 3G O.
Â
Pak Asep juga menyampaikan Jika sebelumnya untuk mengetahui residu pestisida harus dilakukan di laboratorium maka dengan alat ini yang memiliki ukuran lebih kecil maka uji residu pestisida dapat dilakukan langsung di lahan, tentu saja kehadiran alat ini akan di sambut baik oleh pelaku pertanian dan perkebunan, mengingat fungsi dan manfaat yang didapat dari alat ini, ya alat PURP, karena memiliki ukuran yang lebih kecil kurang lebih seukuran smartphone yang biasa kita bawa, maka alat ini sungguh akan membantu menghemat waktu untuk melakukan uji residu pestidida baik lahan, hasil panen, air hingga hasil olahannya juga.Â
Pertengahan mei nanti diprediksi alat ini final dan akan di produksi secara massal setelah mendapat donatur/pemodal tentu saja kita tunggu perkembangannya setelah acara gelar tekhnologi balingtan bln Juli nanti dimana alat ini juga akan diikut sertakan dalam geltek tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H