Mohon tunggu...
Re Ayudya
Re Ayudya Mohon Tunggu... Lainnya - Psikoedukator_Konselor

Enthusiast to Psychology and Education

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bijaksana Membuat Keputusan

16 Maret 2022   14:13 Diperbarui: 16 Maret 2022   14:15 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saat kita membuat keputusan, kita menentukan opini dan pemilihan tindakan melalui proses mental, yang dipengaruhi oleh bias, alasan, emosi, ingatan dan pengalaman yang kita dimiliki. Ketika dihadapkan pada situasi yang belum pernah kita alami sebelumnya, biasanya kita akan memikirkan lebih lama untuk memutuskan. Dibutuhkan kemampuan berpikir kritis dan ketajaman intuisi dalam membuat keputusan. Meski demikian, di dalam hidup ini sebenarnya tidak ada keputusan yang benar-benar tepat, karena keputusan apapun selalu disertai dengan konsekuensi serta kelemahan dan kelebihannya sendiri.

Kemampuan membuat keputusan perlu dilatih dan dikembangkan sejak kecil. Orang tua perlu belajar untuk tidak terus-menerus membuatkan keputusan bagi anak. Mulailah dari hal sederhana, misalnya mulai mengijinkan anak memilih warna pakaian yang akan dipakainya di keseharian, atau melibatkan anak dalam kegiatan seni. Membuat keputusan berkaitan dengan kerja lobus frontal dan sistem limbik di otak. Proses aktivasi lobus frontal dan sistem limbik secara harmonis terkandung di dalam kegiatan seni. Dalam aktivitas seni, seseorang akan belajar membuat keputusan hendak menggambar apa? Memilih warna apa? Menulis apa? Akan menyusun seperti apa? dan keputusan lainnya.

Berikut beberapa hal yang dapat kita lakukan ketika sedang mempertimbangkan atau membuat keputusan:

  • Tenangkan diri lebih dulu dan ambil waktu sejenak untuk rileks. Kondisi rileks ini sangat penting untuk mengatasi kepanikan dan stres yang cenderung dialami, apalagi ketika membuat keputusan yang sulit dan besar. Ketika diharuskan membuat keputusan dalam waktu yang cepat, sebaiknya kita tidak terpaku pada mana keputusan yang tepat atau tidak, tetapi fokuslah pada keputusan terbaik di tengah situasi yang sedang terjadi.
  • Tidurlah yang cukup agar dapat membuat keputusan dengan pikiran yang jernih dan tenang. Jangan membuat keputusan dalam kondisi sedang emosi.
  • Seimbangkan rasio dan emosi. Netralkan mood (suasana hati). Ambil waktu untuk meditasi sejenak atau jalan-jalan di luar rumah, menulis journal harian, mandi air hangat, membaca buku, atau menyendiri dan berdoa di ruangan yang tenang terlebih dulu. Setelah tenang,  kemudian kembali mempertimbangkan pilihan-pilihan keputusan yang ada.
  • Pertimbangkan dampak jangka panjang dari setiap pilihan keputusan yang ada.
  • Dive in. Dengarkan intuisimu. Bayangkan setiap keputusan yang ada. Lalu kenali bagaimana perasaan kita terhadap keputusan itu dan bagaimana tubuh kita meresponinya?
  • Membuat neraca keputusan

Buatlah daftar beberapa pilihan keputusan yang ada dan tulislah sisi kebaikan dan keburukannya. Misalnya:

Keputusan 1 : "Marathon nonton drama Korea saja malam ini."

Kebaikan : stres hilang dan hati pun senang

Keburukan : besok pagi kemungkinan tubuh terasa letih karena kurang tidur, berat badan juga bisa naik dan imunitas tubuh bisa menurun.

Keputusan 2 : "Ya sudah, menonton drama Korea satu episode saja, tidak perlu maraton."

Kebaikan : tidur cukup, imunitas terjaga, pekerjaan lain tidak terabaikan, besok pagi kemungkinan bangun dengan kondisi tubuh yang lebih prima.

Keburukan : penasaran dan kepikiran dengan episode selanjutnya.

Dari kedua keputusan tersebut mana konsekuensi negatif atau keburukan yang jauh lebih dapat kita terima dan tanggung?

  • Buatlah daftar prioritas atau hal yang paling penting. Beri ranking dari setiap pilihan keputusan yang ada sesuai dengan prioritas dan nilai-nilai pribadi kita.
  • Analisa setiap pilihan keputusan menggunakan analisa SWOT.
    • Apa kekuatannya (strengths)?
    • Apa kelemahannya (Weakness)?
    • Apa kesempatan/peluang yang ada (Opportunity)?
    • Apa ancaman yang ada (Threats)?
  • Lakukan mini research. Kumpulkan semua informasi yang mendukung dan pilihan-pilihan alternatif.
  • Kenali juga nilai-nilai yang ada dalam komunitas/keluarga/lingkungan kerja/masyarakat. Tidak ada salahnya mempertimbangkan sudut pandang orang lain.
  • Berkonsultasi pada mentor atau orang dewasa yang lebih berpengalaman untuk memperlebar sudut pandang kita.
  • Sadari konsekuensi dari setiap keputusan dan tidak ada salahnya memiliki plan B untuk mengantisipasi konsekuensi tersebut.
  • Perhatikan nilai-nilai pribadi yang diyakini. Apakah perasaan kita akan baik-baik saja ketika keputusan tertentu dipilih dan apa dampaknya bagi orang di sekitar kita?
  • Terbukalah terhadap segala kemungkinan.
  • Bedakan antara hal yang ingin dilakukan dan hal yang seharusnya dilakukan.

Misalnya :

Keinginan : "Aku ingin belajar bahasa Korea, punya pacar dan jadi mahasiswa teladan."

Padahal hal yang seharusnya dilakukan saat ini adalah : Menyiapkan materi presentasi untuk kelas besok pagi. 

  • Berdoa. Meminta hikmat dan tuntunan dari Tuhan agar dapat membuat keputusan yang bijaksana dan berdampak positif, baik bagi diri sendiri maupun orang di sekitar kita.

Semoga bermanfaat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun