Mohon tunggu...
RD Putri
RD Putri Mohon Tunggu... Lainnya - A learner.

I think therefore I write.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Chadwick Boseman, Aktor Black Panther, Meninggal karena Kanker Usus. Kenali Gejala dan Pencegahannya

29 Agustus 2020   17:43 Diperbarui: 29 Agustus 2020   19:30 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berolahraga. (sumber:https://unsplash.com/@fitmasu)

Industri perfilman Hollywood berduka. Pada tanggal 28 Agustus 2020, Chadwick Boseman yang berperan sebagai Black Panther meninggal dunia di usianya yang ke-43 tahun.

Melalui akun media sosial Instagram @chadwickboseman anggota keluarga menjelaskan bahwa sang Aktor telah berperang dengan penyakit kanker usus selama 4 tahun.

Sebelumnya, Chadwick tidak pernah secara terang-terangan berbicara perihal penyakit yang dialaminya. Selama menjalani perawatan kemoterapi dan beberapa operasi, dia menyelasaikan beberapa pembuatan film, termasuk Marshall, Da 5 Bloods, Ma Rainey's Black Bottom dan lainnya.

Sang Aktor didiagnosa dengan kanker usus stadium III pada tahun 2016 yang akhirnya berkembang ke stadium IV sebelum tahun 2020.

Dilansir dari coloncancercoalition.org, sebuah organisansi untuk meningkatkan kesadaran seputar kanker kolon, bahwa kanker kolon telah menjadi penyebab kedua kematian terbesar akibat kanker di Amerika Serikat yang tiap tahunnya telah merenggut lebih dari 53.500 nyawa.

Kanker kolon yang biasa disebut dengan kanker kolorektal, yaitu  isitilah untuk menggabungkan kanker usus besar (kolon) dan/atau kanker rektal, yang terjadi di rectum. Kanker ini biasanya menyerang orang dewasa, walaupun bisa terjadi pada semua usia. Dimulai dari sebuah gumpalan sel kecil non-kanker yang disebut polip di dalam usus besar. Seiring waktu, polip-polip ini dapat menyebabkan kanker usus.

Namun, kanker kolon dapat dicegah dengan pemeriksaan yang tepat pada tahap awal kanker, 90 persen pasien penderita kanker kolon dapat bertahan.

Oleh karena itu, kesadaran akan tanda dan gejala kanker kolon perlu ditingkatkan sehingga penderita kanker dapat sembuh dengan  menjalani pengobatan lebih awal.

Apa saja gejala kanker kolorektal?

  • Nyeri perut.
  • Perubahaan kebiasaan buang air besar seperti diare dan sembelit yang terjadi lebih dari beberapa hari.
  • Pendarahan rektal yang menyebabkan anemia.
  • Buang air besar berdarah dan berwarna gelap.
  • Sering merasa lelah.
  • Penurun berat badan yang drastis.

Gejala yang biasa disebabkan oleh kanker kolorektal juga dapat dirasakan oleh penyakit yang bukan kanker, seperti infeksi usus, wasir, atau penyakit radang usus. Meskipun begitu, jika salah satu gejala terjadi tidak ada salahnya untuk memeriksakan diri ke dokter.

Tetapi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu menurunkan risiko terkena kanker kolerektal.

Berikut meripukan cara untuk melindungi kesehatan kolerektal.

1. Diet

Makanan Sehat (sumber:https://unsplash.com/@jeztimms)
Makanan Sehat (sumber:https://unsplash.com/@jeztimms)

Pola makan yang banyak mengonsumsi berbagai buah, sayur, dan biji-bijian yang mengandung vitamin, mineral, serat dan antioksidan, yang dapat berperan dalam pencegahan kanker. Serta mengurangi makanan dengan daging merah (sapi, kambing, babi), dan daging olahan (steak, sosis, kornet hingga daging burger) yang dikaitkan menjadi penyebab kanker.

2. Olahraga rutin

Berolahraga. (sumber:https://unsplash.com/@fitmasu)
Berolahraga. (sumber:https://unsplash.com/@fitmasu)
Menurut riset dari The American Cancer Society, jika seseorang tidak aktif secara fisik (berolahraga) maka peluang terkena kanker kolerektal akan lebih besar. Jadi, berolahraga rutin dalam seminggu minimal 30 menit sangat disarankan.

3. Memerhatikan berat bedan

Memerhatikan berat badan. (sumber: https://unsplash.com/@yunmai)
Memerhatikan berat badan. (sumber: https://unsplash.com/@yunmai)
Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko terkena kanker kolerektal. Makan-makanan yang sehat dan berolahraga setiap hari dapat membantu untuk mengontrol berat bedan.

4. Tidak merokok

Tanda dilarang merokok. (sumber: https://unsplash.com/@zafarrancho)
Tanda dilarang merokok. (sumber: https://unsplash.com/@zafarrancho)
Di dalam rokok terkandung zat karsinogenik. Sel-sel dalam tubuh yang tadinya ramah dapat bermutasi gen, yang sebelumnya sel normal menjadi aktif dan pekembangannya tidak terkontrol disebabkan oleh zat karsinogenik. Ketika sel berubah menjadi ganas akan menyebabkan tumor dan jika tidak terkendali maka akan menjadi kanker.

5. Membatasi konsumsi alkohol

Mengonsumsi alkohol. (sumber: https://unsplash.com/@matt_j)
Mengonsumsi alkohol. (sumber: https://unsplash.com/@matt_j)
Dalam riset yang berjudul ‘Alcohol drinking and colorectal cancer risk: an overall and dose-response meta-analysis of published studies.’ oleh Annals of Oncology, dijelaskan bahwa penyebab dari kanker kolorektal adalah konsumsi alkohol dari yang sedang hingga berat.

Meskipun kanker kolerektal dapat dicegah, namun ada faktor yang tidak dapat dikontrol yaitu kanker ini dapat diturunkun melalui mutasi gen dari generasi ke genarasi. Seseorang akan lebih cenderung berisiko terkena kanker jika anggota keluarganya mengalami kanker sebelumnya. Jadi, pemeriksaan kesehatan berkala ke dokter untuk mengecek kondisi tubuh sangatlah dianjurkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun