Kalau kumpulan artis penyanyi Amerika Serikat punya We Are the World, Indonesia punya Katakan Kita Rasakan. Karya ciptaan Iwan Fals ini cukup sederhana. Dia mengangkat tema penderitaan umat manusia dan cara menyikapinya. Dalam era krisis COVID-19 seperti ini, kita butuh inspirasi dengan tema demikian more than ever
Pada bagian awal, optimisme menjadi cara yang harus ditempuh terlebih dahulu. Optimisme ini terpatri dalam senyum dan tawa. Selanjutnya, senyum dan tawa ini harus kita sebarkan kepada orang lain agar penderitaan/air mata pergi. Kepergian inilah yang menjadi tema eksplisit dari refrain lagu ini.
Sementara pada bagian akhir, empati menjadi kualitas yang diperlukan untuk menghadapi penderitaan bersama. Ekspresikan cinta (compassion) dan rasakan duka yang ada dalam diri sendiri maupun orang lain. Selanjutnya, ekspresi bersama ini akan memampukan kita untuk menghadapi segenap penderitaan bersama-sama.
Sebuah pesan yang indah, disampaikan dengan cara yang sederhana dan memikat. Lagu ini boleh diluncurkan tahun 1989, namun pesannya masih relevan sampai sekarang.
2. Ebiet G. Ade-Untuk Kita Renungkan
Dalam kekalutan, masih ada tangan yang tega berbuat nista.
Lirik di atas langsung muncul ketika penulis mendengar adanya berbagai fenomena predatory pricing terhadap masker, hand sanitizer, dan lain sebagainya. Dia juga muncul kembali ketika berbagai kabar hoaks beredar di media sosial soal COVID-19. Ternyata, banyak pihak di negeri kita yang ingin memancing di air keruh. Berbuat nista dalam kekalutan multidimensional.
Secara keseluruhan, lagu ini cocok untuk mengisi waktu ketika #DiRumahAja. Sambil menyanyi, kita bisa meresapi dan merenung soal "menengok ke dalam sebelum bicara" dan "bercermin dan banyaklah bercermin". Sebagai bencana, COVID-19 menunjukkan manifestasi pesan utama yang disampaikan lagu ini.
Peristiwa seperti COVID-19 adalah sebuah isyarat untuk berbenah. Teruslah bercermin dan memperbaiki diri. Apalagi Tuhan telah memperhitungkan amal dan dosa kita. Tak ada tempat sembunyi dari-Nya, sebab hanya kepada Dia kita kembali.Â
Jadi, Corona bukan pemicu kita untuk rebahan. Justru, inilah sinyal dan kesempatan untuk melakukan perubahan.
3. Berlian Hutauruk-Badai Pasti Berlalu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!