Mohon tunggu...
Rionanda Dhamma Putra
Rionanda Dhamma Putra Mohon Tunggu... Penulis - Ingin tahu banyak hal.

Seorang pembelajar yang ingin tahu Website: https://rdp168.video.blog/ Qureta: https://www.qureta.com/profile/RDP Instagram: @rionandadhamma

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pentingnya Menjalin Relasi sebagai Hakikat Individu

4 November 2018   17:36 Diperbarui: 4 November 2018   17:56 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.michaelgoleniewski.com/independence-dependence-interdependence/

Apa hakikat yang kita miliki sebagai seorang individu? Kehendak bebas? Hidup independen? Atau berguna bagi orang lain? Jika penulis menjadi seorang pemandu wisata yang menjaga delapan wisatawan di tengah hutan, maka individu adalah unit tunggal yang memiliki kewajiban untuk menjalin relasi satu sama lain sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Sebagai pemandu wisata, penulis akan menyuruh Fred untuk mengontak ahli-ahli biologi lain yang Beliau kenal di seluruh dunia untuk mengirimkan barang kebutuhan dasar menggunakan handphone Lukman. Selain itu, penulis juga meminta Anggi untuk meng-upload rekaman gambar dan video yang dia rekam ke Instagram dan Twitter dengan handphone penulis.

Selain itu, Prita juga dapat merekam suasana terkini melalui Instagram Story. Sehingga, "krisis" tersebut bisa diketahui oleh banyak orang di seluruh dunia. Ketika hal tersebut diketahui, maka bantuan dalam berbagai bentuk pasti berdatangan. Mulai dari yang paling sederhana seperti makanan, sampai bantuan penjemputan dengan helikopter.

Bagaimana semua hal ini terjadi? Mekanisme ini bergulir seperti bola salju (snowball effect). Efek ini berawal dari individu-individu yang menyadari hakikatnya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai individu, manusia wajib untuk berhubungan satu sama lain dengan mewujudkan cinta kasih mereka sebagai sebuah unit tunggal dengan memberikan bantuan.

 "There is no such thing as society. There are individual man and woman and there are families," kata Margaret Thatcher. Bagaimana tanggapan pembaca tentang pernyataan tersebut? Penulis yakin, mayoritas pembaca pasti menganggap pernyataan ini bersifat egois. Secara harafiah, pernyataan ini mengatakan bahwa tidak ada yang namanya masyarakat. Tetapi, apakah benar demikian?

Ternyata tidak. Pernyataan kontroversial ini disalahartikan oleh banyak orang, karena mereka tidak membaca pernyataan yang sebenarnya secara lengkap (not reading the whole content). Secara lengkap, inilah pernyataan Margaret Thatcher yang sebenarnya.

"And, you know, there is no such thing as society. There are individual men and women and there are families.And no governments can do anything except through people, and people must look to themselves first. It is our duty to look after ourselves and then, also, to look after our neighbours."

Ketika membacanya secara lengkap, kesan egoistis langsung terpatahkan. Justru, pernyataan ini memiliki makna yang sangat dalam bagi orang yang membacanya. Pernyataan ini mengajak para pembaca untuk menolong diri sendiri (self-help) terlebih dahulu. Setelah kita mampu menolong diri kita sendiri, maka kita memiliki kewajiban untuk menolong orang lain.

Hal ini tergambar sangat jelas dalam kasus imajiner ini. Masing-masing orang yang terjebak dalam situasi ini memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda-beda. Melalui perbedaan ini, maka tokoh-tokoh tersebut menjadi saling melengkapi satu sama lain. Ketika mereka sudah saling melengkapi, maka mereka akan lebih mampu mengatasi masalah yang mereka hadapi.

Bahkan, seorang filsuf dan bapak ilmu ekonomi, Adam Smith menyadari hal ini. Maka dari itu, Beliau mencetuskan konsep the division of labor. Konsep ini menyatakan bahwa masyarakat yang produktif adalah masyarakat yang mengizinkan anggotanya untuk bekerja sesuai dengan keahliannya. Sehingga, Beliau pun menyatakan demikian:

"The greatest improvement in the productive powers of labour, and the greater part of the skill, dexterity, and judgment with which it is anywhere directed, or applied, seem to have been the effects of the division of labour."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun