Mohon tunggu...
R. Syarani
R. Syarani Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Memoar Lari Murakami

11 Januari 2025   07:29 Diperbarui: 11 Januari 2025   07:29 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku berjudul What I Talk About When I Talk About Running karya Haruki Murakami itu sudah aku beli entah berapa bulan yang lalu.  Sebuah buku yang bikin saya menyesal kenapa bimbang membeli buku terjemahannya saat di toko buku Togamas, Jogja beberapa tahun silam.  Anehnya versi terjemahan itu tak juga dicetak ulang sampai sekarang.  Sementara ada yang jual bekasnya di toko online dengan harga yang sangat berlebihan.

Akhirnya nekat membeli versi bahasa Inggrisnya.  Berusaha membacanya baris demi baris, halaman demi halaman, chapter demi chapter.  Sambil sesekali membuka kamus, mengartikan beberapa kosa kata yang belum aku mengerti.  Sampai akhirnya pagi ini, buku setebal 180 halaman itu tamat juga.

Sesuai dengan judulnya.  Buku ini berisikan pemikiran Murakami (yang novelnya sampai saat ini juga belum sempat aku tamatkan) saat dia berlari.  Apa saja yang terlintas di pikiran-pikirannya, segala ketakutan yang dibayangkannya selama race, hingga prosesnya dalam menikmati'  proses berlari.  Sampai akhirnya bagaimana dia mengatasi segala kesulitan dalam menggapai keinginannya untuk menyelesaikan tingkat yang lebih tinggi lagi: triathlon.

Buku ini memang tak sekedar bercerita tentag tips berlari (yang pada nyatanya memang tersebar di beberapa bagian secara tak langsung).  Tapi seiring dengan sub judulnya: a memoir, adalah cerita apa saja yang terkait dengan hobinya berlari secara konstan selama berpuluh tahun.

Mungkin secara garis besar, Murakami menceritakan bagaimana cara dia menyeimbangkan antara menjaga mental dan otaknya yang dipakai aktif menulis, dan menjaga fisiknya yang kebanyakan dipakai untuk berlari.

Kisah pengalamannya mengikuti beberapa event marathon dan triathlon sanga menarik, bagaimana menjalani latihan hingga sampai hari H tiba.

Tentu saja ada kisah bagaimana dia harus berperang dengan nyeri dan ketakutan saat menghadapi hal-hal yang tak begitu dikuasainya, seperti kebingungannya saat harus berenang yang merupakan bagian dari triathlon,  walaupun endingnya saat akhirnya sesi renang di Murakami Triathlon berakhir kejadian tak terduga, cenderung lucu dan konyol malahan.

Ada beberapa pesan yang ditangkap dari buku ini terkait lari: bahwa berlarilah dengan ikhlas karena memang menyukainya, bukan karena disuruh ataupun tekanan sosial apapun.  Lalu bahwa latihan yang berlebihan pun ternyata tak terlalu baik hasilnya, tubuh juga perlu jeda.  Kemudian selalu cari cara untuk mengatasi masalah, seperti Murakami yang memerlukan waktu satu setengah tahun belajar berenang dengan cara yang benar serta mencari pelatih yang pas untuk memecahkan masalahnya.

Terakhir, belajarlah menikmati proses dalam berlari, walaupun jelas akan terasa sakit dan letih, toh semua nantinya akan berakhir di garis finish. 

Begitulah, buku ini bagus untuk dibaca dan juga direnungi setelahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun