"Apalagi itu. Aku hanya bisa merangkum cerita. Kadang pun lelah menghadapinya. Tapi untuk apa hidup ini, kan?"
"Tapi kamu selalu bisa melewatinya. Â Atau aku belajar dari perjalanan jauh, mungkin?"
"Mau kemana, kamu?"
Taksa hanya diam. Â Langit siang masih terang. Pikirannya berputar-putar seakan walet yang menguasai langit sedari pagi.
Arunika masih menunggu jawaban.
(bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!