Beberapa hari ini, aku mendapatkan keberuntungan bisa berkunjung ke negara tetangga. Malaysia. Â Tugas utamanya adalah mendampingi mahasiswa dalam kegiatan kolaborasi penelitian dengan salah satu universitas di negara.
Kegiatan di kampus itu, nantilah dibahas tersendiri. Â Karena ada satu hal yang membuat aku salut sama negara ini. Â Yaitu usaha untuk menjaga udara tetap bersih.
Sebenarnya hal tersebut aku sadari saat pertama datang dan masuk hostel, begitu mereka menyebut dormitory tempat kami dan rombongan bermalam. Â Ada satu tulisan yang menyenangkan, bagiku. Â Terpampang di dinding dekat lorong menuju kamar.
Ada larangan untuk merokok di semua area hostel. Semua asap musuhku tak boleh hadir. Benar-benar menyejukkan pikiran. Ternyata tak sekedar larangan saja. Â Peringatan itu ditegaskan lagi dengan tanda larangan selanjutnya. Â Tertempel dengan jelas di depan pintu kamar.
Sekarang tak cuma larangan, tapi tambahan konsekuensi kalau melanggar peraturan. Â Denda 300 ringgit itu sangatlah besar. Coba saja kalikan dengan kurs sekarang. Â Kira-kira dikalikan 3.600 rupiah sekian. Â
Akhirnya bisa merasakan lingkungan bebas asap, karena adanya aturan yang ketat. Â Besoknya saat memasuki area kampus, yang tak jauh dari area hostel. Â Lagi-lagi aku dikejutkan dengan peraturan yang sama. Â Di kampus juga wilayah terlarang untuk asap, baik asap rokok maupun vape yang walaupun aromanya wangi tapi tetap saja bakaran nikotin.
Di dalam toilet, tentu saja kembali ditegaskan mengenai larangan merokok tersebut. Â Aku juga kadang heran, orang-orang suka mengasapi paru-parunya setiap waktu. Â Yang lebih heran lagi, kadang tak peduli dengan sekeliling yang tak suka output dari hisapan asapnya tersebut.
Tanda bebas asap itu, secara tersirat dicantumkan dengan kalimat lain. Â Menyenangkan sekali membaca semacam kebanggan akan kampus bebas rokok. Â Seluruh area kampus benar-benar bersih udaranya. Â Selain bagian tengah kampus yang hijau oleh pepohonan, tak ada yang berani merokok. Â Jadinya udara benar-benar terasa segar dan murni.