Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pengalaman dan Tips Tidur di Masjid Saat dalam Perjalanan

29 April 2024   14:29 Diperbarui: 1 Mei 2024   09:54 2042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Agung Malang (sumber gambar: duniamasjid.islamic-center.or.id)

Salah satu keuntungan hidup di negara yang mayoritas beragama muslim adalah banyaknya tempat ibadah berupa masjid atau musholla di mana-mana. Ini jadi hal positif bagi para musafir yang sedang berjalan jauh dan memerlukan tempat istirahat, terutama yang tidak memungkinkan untuk menginap di hotel atau tempat penginapan berbayar lainnya.

Saya teringat akan pengalaman beberapa kali saat harus menginap di masjid atau musholla di beberapa tempat dikarenakan beberapa hal, utamanya karena keterbatasan biaya saat berada di tempat tersebut.

Oleh karena itu terpikir untuk berbagi pengalaman sekaligus memberikan tips bagaimana agar menginap dengan aman dan nyaman di tempat ibadah, seandainya terpaksa harus singgah di tempat tersebut.

Beginilah cerita dan tempat singgah saat menjadi musafir beberapa waktu silam:

1. Bermalam di teras Masjid Agung Ash-Shiratal Mustaqim Tanjung

Tanjung adalah ibukota Kabupaten Tabalong, kabupaten paling ujung utara Provinsi Kalimantan Selatan yang berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

Di tengah kota ini terdapat masjid raya atau masjid agung kebanggaan warga kota Tanjung.

Di teras belakang itulah sekitar tahun 1999, saya bersama dua orang kawan kuliah, terpaksa bermalam. Kejadian yang tak diduga, karena harusnya sesampai kota itu, rencananya akan dijemput oleh pihak perusahaan menuju lokasi magang yang merupakan kewajiban dari kampus di akhir masa kuliah.

Entah ada masalah apa dengan komunikasi dengan pihak perusahaan. Alih-alih dijemput, tak ada satu kontak pun yang bisa dihubungi, lebih-lebih di masa itu belum ada teknologi komunikasi seperti sekarang. 

Karena kebingungan, sementara perut juga keroncongan menunggu waktu berbuka puasa di bulan Ramadhan saat itu, akhirnya saya selaku ketua rombongan memutuskan untuk menginap di teras belakang masjid malam itu.

Hal tersebut dikarenakan masa-masa itu masih berstatus mahasiswa kere, sehingga tak memungkinkan untuk menginap di hotel atau penginapan terdekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun