Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Siklus

7 Januari 2024   17:56 Diperbarui: 7 Januari 2024   17:58 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: istockphoto.com

kepada Rindu,

Mendung yang ditahan langit sedari pagi dan mendadak luruh saat malam bahkan baru memulai gilirannya, adalah alam yang berusaha sabar menjaga siklusnya.  Walaupun pepohonan dan rerumputan mungkin akan kuyup membeku menahan detik yang bergerak lambat menuju penanda pagi terbit di timur lagi.

"..waktu akan berpihak pada kita.."  Begitu selalu yakin yang dirimu tanamkan di pualam pikiran, beraroma semerbak bunga liar di musim kemarau, tak henti menebar wangi kala teriknya merindukan hujan yang diyakininya akan datang.

Bukankah katamu, apapun akan menjelma nyata saat yakin mewujud, sebagaimana xilem yang tunduk pada kapilaritas yang mengikatnya.  Begitu pun langkahku yang akan selalu mencari jalan untuk pulang, dan berteduh pada dirimu di ujung perjalanan yang jaraknya selalu tak pernah bisa terukur.

Jadi, teruslah ada, berapa banyak pun melewati batas hijau pancaroba.

Aku, siklus napasmu.
Aksara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun