Kalimat judul di atas adalah idiom dari bahasa Banjar yang artinya mengajarkan itik untuk berenang. Â Maknanya adalah bagaimana kadang seseorang begitu sok pintarnya sehingga kadang tak sadar kalau dirinya sedang memberi tahu seseorang yang padahal justru lebih pintar dan lebih ahli dari dirinya.Â
Istilah tersebut dicetuskan oleh seorang kawan yang pada suatu ketika diberi perintah untuk mengerjakan sebuah proyek oleh pimpinan yang sok-sokan memberi petunjuk ini itu. Â Kawan itu cuma menganggukkan kepalanya saja, walaupun sebenarnya dia jauh lebih mengerti objek yang diperintahkan oleh pimpinannya itu.
Terkadang memang begitu, merasa menguasai sebuah hal, lalu memberi ide semaunya pada orang lain yang sebenarnya jauh lebih ahli daripada si tukang perintah.  Mungkin seperti curhat beberapa kawan yang bekerja di bidang advertising, betapa terkadang klien dengan seenak udel minta desain begini begitu, lalu setelah jadi pun semena-mena pula mengubahnya.  Seringkali lupa bahwa orang yang bekerja di sebuah unit kerja tentu saja adalah orang-orang pilihan dan ahli di bidangnya.  Hanya karena jargon pembeli adalah raja terkadang yang membuat mereka sungkan untuk protes.
Makanya, bagusnya sebelum sok pintar dan ngajarin sesuatu dengan orang lain, pelajari dulu, baca-baca dulu, siapa lawan bicara, siapa yang diperintah, biar tidak malu belakangan, walaupun kadang orang semacam itu juga tak punya urat malu, selain cuma bisa main perintah sahaja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H