Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kan

25 April 2023   21:50 Diperbarui: 25 April 2023   21:45 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seharusnya mungkin aku melupakan sekujur Jogja yang penuh dengan jejak dan bayanganmu, oh jauh menjauh sampai ke barat, di alur yang katamu juga tak pernah bisa terhapus seperti jelaga di sudut langit-langit kereta.

Fragmen-fragmen yang terserak sampai ke batas buih ombak selatan pun adalah abadi, memegang erat kaki sehingga yang selalu berat menjauh meninggalkan semua luka yang jarang kau ceritakan.

Dulu, masih ada cerita yang aku harap masih terbaca, sampai sekarang semuanya terkekang dan diam, lalu diam-diam terpendam dan dinding pun terpancang menghalang, tapi pula aku masih sanggup mengenangmu diam-diam dalam diam.

Menulislah kembali, tentang apa saja, di pelataran rumah sederhanamu yang akan selalu aku ingat, di suatu pagi yang sejuk sehingga bangun pun telat.  Atau datanglah lagi, tiba-tiba saja, tak perlu pakai peringatan, seperti sapa yang terkadang hadir begitu saja, memecah waktu, dan kepingnya sama-sama kembali kita lempar, jauh.

Kan kuingat, hembus napasmu dalam senyap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun