Tak tanggung-tanggung dan tak seperti biasanya saat tiap episode muncul diirit-irit, Netflix langsung menayangkan 8 episode yang tersisa dari serial the Glory. Â Akibatnya para penonton yang telah lama menanti sambungan dari bagian pertamanya bisa langsung menonton sisa serialnya secara maraton.
Bagian pertama menyisakan teka teki atas kematian salah seorang "mantan pelajar" yang dulu merundung Dong-eun.  Pelan-pelan semua benang kusut yang akhirnya berujung ke jejak pelaku pembunuhan terkuak, walau akhirnya ada plot twist yang tak terduga terkait kasus ini di akhir episodenya.
Selain berputar-putar sekitar rencana balas dendam Dong-eun, bagian kedua ini juga akhirnya merembet ke kisah balas dendam lainnya, yaitu terkait dengan pembunuh ayahnya Yeo-jong. Â Bagian ini juga cukup menarik, karena urusan dendam ini sudah mengakar dan membuat stress dokter muda itu selama bertahun-tahun.
Di sisi lain tentu saja berkisah seputar kepanikan tokoh-tokoh lainnya yang dulu tanpa merasa berdosa membully Dong-eun. Â Rencana balas dendam yang disusun selama bertahun-tahun, sebagian bisa berjalan sebagian lagi tak mulus sesuai rencana. Yang jelas ending dari serial ini membuka kemungkinan dilanjutkan lagi ke musim kedua dengan tema yang sama yaitu dendam.
Sementara itu tetap saja beberapa bagian tak layak ditonton untuk khalayak di bawah umur, selain masih ada beberapa adegan kekerasan dan berdarah-darah, lagi-lagi terselip sedikit adegan dewasa yang tiba-tiba saja muncul di tengah cerita tanpa ada aba-aba sebelumnya.
Selain itu bagian kedua ini akhirnya menjawab beberapa pertanyaan yang sempat menggantung di bagian pertamanya, yaitu bagaimana sebenarnya kematian So Hee yang juga dibully oleh tim catok rambut. Â Serta bagaimana sebenarnya proses kematian salah satu anggota pembully yang mati duluan.
Kemudian bagaimana akhirnya urusan Do-yeong suami dari Yeun-jin yang dipusingkan ulah istrinya dan juga urusan anaknya yang ikutan stess akibat ulah ibunya.
Intinya serial ini cukup menarik untuk diikuti, terutama bagaimana ternyata mengikuti proses balasa dendam itu terasa menyenangkan dalam tanda kutip. Â Rasanya kok ya ikutan lega ya saat melihat sebuah dendam atas nama kekerasan dan kekejian di amsa lalu bisa dituntaskan di masa sekarang. Â Tentu itu di luar adegan kekerasan yang seringkali di luar nalar. Â Begitulah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H