Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menemukan Otak Sampah di Jalanan

6 Maret 2023   09:53 Diperbarui: 6 Maret 2023   10:04 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari minggu kemarin yang seharusnya senang menjadi sedikit tenodai akibat ulah pengemudi mobil yang kelakuannya nyampah di jalanan, ya benar-bener sampah kelakuannya.  Ceritanya sedang naik motor menuju satu destinasi, di depan ada mobil yang cukup bagus, dan tiba-tiba dari jendela jatuhlah sebungkus oh tak cuma sebungkus tapi sekantong plastik sampah, entah apa isinya.  Tak cukup sekali, ternyata ada sampah susulan yang dibuang dari dalam mobil, jatuh ke aspal jalan.

Sebenarnya seberapa mahal sih harga tempat sampah kecil di dalam mobil sampai-sampai tak mampu membelinya, atau kalaupun tak punya, tak bisakah menahan membuang sampah sembarangan, seakan-akan dunia ini adalah tempat sampah yang maha luas sehingga bisa membuangnya sembarangan.

Belum cukup kejadian, terjadi lagi orang yang membuang gelas plastik bekas minumnya di jalanan, kali ini dari pengendara motor, tak bisakah tangan menahan sampah agar nanti membuangnya di tempat yang telah disediakan, atau nanti dibakar sesampainya di rumah.  Hal ini juga seringkali terjadi di jalanan, misalkan yang membuang anak kecil, tak bisakah orangtuanya menegur kelakuan anaknya, biar tak membuang sampah di mana-mana.  Kalau melakukan pembiaran juga, sungguh sangat mengesalkan.

Saya jadi ingat kejadian seorang kawan di Jogja, yang memungut sampah di jalan, hasil buangan orang yang pakai mobil bagus, lalu dia kejar pengemudi mobil, saat bersisian dia ketuk pintu depan, pas dibuka sampahnya dia masukkan begitu saja ke depan pengemudi, sembari memberi pesan : "itu sampahnya tolong, ya.."

Masa harus dibegitukan dulu, untuk menyadarkan betapa sampahnya otak orang yang hobinya nyampah sembarangan. Hedeh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun