Akhir-akhir ini negeri yang damai sentosa ini diramaikan lagi dengan kasus yang unik, dimana Walikota dirampok oleh mantan Walikota, walau tidak secara langsung. Â Mantan walikota tersebut konon mengatur rencana perampokan dari penjara, saat dia dihukum karena kasus korupsi. Â Persis seperti di film-film ya.
Saya pikir itulah efek secara tidak langsung akibat pilkada, yang konon harus pakai 'modal' sampai milyaran untuk bisa ikut kontestasi kepala daerah. Â Keren kan, untuk bisa memimpin daerah harus pakai modal awal dulu, jadi kalau tak punya duit, cuma bermodal gaya kepemimpina yang baik mending kubur saja mimpi ingin mengepalai sebuah wilayah di negeri ini.
Layaknya sebuah bisnis, modal tentu saja kudu balik, selain tentu saja harus ada untungnya dong. Â Tapi seringkali perhitungan jadi luput, modal belum balik eh tersandung masalah. Â Akhirnya segala cara dilakukan untuk mengembalikan modal yang keburu keluar banyak, salah satu caranya ya dengan merampok itulah.
Di luar kasus itu, pernah ada malah kejadian lucu, seorang calon kepala wilayah apa persisnya lupa yang saat kampanye jor-joran bagi-bagi kertas ke masyarakat, eh saat tidak terpilih malah menagih kembali apa yang sudah dibagikannya tersebut. Â Lah, gimana itu ceritanya, sampai-sampai tak punya rasa malu, menarik kembali ludah yang sudah terlanjur dilepehin.
Mungkin sementara sistem pemilihan kepala wilayah di negara ini masih pakai sistem naro modal seperti sekarang, tampaknya memang mending urusan kepala-kepalaan gini diserahin pada yang puna modal besar sekalian.  Walau ujungnya tetap saja jadi lingkarang setan: nanam modal, balikin modal, cari untung. Begitu saja alurnya, akhirnya aksi cari untung - alih-alih memperhatikan dan melayani masyarakat yang memilihnya - dilakukan dengan segala cara.  Menyebalkannya seringkali dengan cara mengeruk semaksimal mungkin sumber daya alam, tanpa memikirkan bagaimana nasib generasi nanti.
Kalau tidak begitu ya, cari untung dengan segala cara, salah satunya ya memangsa anggaran yang bukan haknya, atau merampok seperti kelakuan mantan walikota tersebut di atas. Duh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H