Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berhaji, Tak Usah Risau Kenaikan Biaya

28 Januari 2023   06:13 Diperbarui: 28 Januari 2023   06:23 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Jadi begini, ibadah haji adalah bagian dari rukun Islam yang unik, posisinya di paling akhir, dan ada pengecualian terhadap syarat ini walaupun sebenarnya diwajibkan seperti ke empat unsur rukun lainnya.  Lengkapnya adalah bahwa umat Islam diwajibkan berhaji paling tidak sekali seumur hidupnya, jika dianggap mampu.

Ibadah pamuncak dengan syarat sudah mampu ini yang sering diterjemahkan dengan kemampuan secara finansial, padahal tidaklah seperti itu.  Lagian kalau penilaian cuma berdasarkan keadaan keuangan, pada akhirnya cuma orang-orang yang punya uang cukup saja yang bisa berangkat haji, dan mungkin mampu berkali-kali.

Standar mampu ini juga jarang yang memaknainya secara keseluruhan, yang merupakan kemampuan secara fisik, mental, keuangan dan juga ilmu.  Yang menilai mampu tidaknya manusia ke Baitullah pada dasarnya adalah Allah SWT, yang mana standar penilaiannya hanya Dia yang tahu, bukan semata-mata mampu berdasarkan mata manusia.  Makanya ibadah haji sering pula disebut dengan panggilan.

Bukan cuma terpanggil untuk beribadah, melainkan memang sudah saatnya dipanggil oleh-Nya, sama halnya dengan kematian ataupun terkait takdir-Nya yang lain.  Jikalau sudah dipanggil oleh-Nya, maka artinya telah dianggap mampu dan tak bakal ada kesulitan untuk berhadir menjalani prosesi ibadah haji.

Kalaupun ada kendala di negara kita, seperti antrian haji yang semakin panjang, biaya yang tentu saja akan terus naik sepanjang tahun, anggap saja itu ujian kesabaran, atau memang ilmu, amal dan bekal kita memang belum dianggap cukup untuk beribadah langsung di depan Baitullah.  Yang paling penting belajar mengasah hati untuk selalu husnudzon alias selalu berbaik sangka dengan ketentuan-Nya.

Kalau sudah begitu, seberapa besarpun naiknya biaya haji, atau seberapa panjangnya pun antrian naik haji, insya Allah akan merasa tenang karena toh semampu apapun manusia secara biaya, tapi belum masuk list panggilan-Nya tak bakal berangkat juga.  Sebaliknya, walaupun dirasa tak mampu secara finansial, tapi kalau Dia sudah berkehendak memanggil kita untuk sujud di rumah-Nya di Mekkah.

Jadi tenanglah, apapun skenario biaya haji oleh pemerintah, itu yang terbaik saat ini, walau juga tentu tak bakal bisa mengalahkan skenario-Nya. Demikianlah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun