Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Money Heist: Korea, Drama Perampokan yang Epik

19 Januari 2023   20:58 Diperbarui: 19 Januari 2023   21:10 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesuai judulnya, serial Money Heist versi Korea ini adalah adaptasi dari serial berjudul sama yang aslinya dari Spanyol dan berjudul La Casa de Papel.  Kisahnya sederhana tapi kompleks, yaitu rencana segerombolan orang dengan masing-masing keahlian yang sudah diperhitungkan matang-matang untuk mengambil alih percetakan uang yang terkait dengan penyatuan Korea Utara dan Selatan.  Hal yang sebenarnya masih tidak mungkin terjadi saat ini.

Otak di balik rencana perampokan itu adalah seseorang yang dipanggil Profesor, sedangkan anggota lainnya juga menggunakan nama samaran berupa kota-kota di seluruh dunia: Tokyo, Nairobi, Oslo, Helsinski, Rio, Moskow, Denver dan sang ketua: Berlin.

Operasional pengambilalihan gedung pencetak uang berlangsung secara sistematis dan diperhitungkan dengan sangat matang, lengkap dengan plan A-Z, karena memang pada akhirnya ada beberapa rencana yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Dalam menjalankan aksinya mereka menggunakan wearpack berwarna merah dan topeng yang khas.  Seragam yang sama yang dipakaikan pada para sandera yang dipergunakan sebagai tameng dari serbuan polisi.

Karena terkait dengan reunifikasi Korea Selatan dan Utara, maka kisah ini juga dibumbui drama politik yang cukup intens, juga ditambah bumbu percintaan antara beberapa tokoh utama di serial tersebut, bahkan tak terkecuali drama romansa sang Profesor sendiri.

Serial yang cuma terdiri dari 12 episode ini, endingnya benar-benar epik.  Yang sangat menarik tentu saja cara mereka mengambil hati masyarakat sehingga mereka tidak dipandang sebagai perampok melainkan sebagai pahlawan. 

Flashback latar belakang masing-masing anggota perampok itu juga tak kalah menarik, juga proses bagaimana mentoring Profesor terhadap mereka dan bagaimana keterkaitan masing-masing anggota di masa lalunya.

Melihat ada keterkaitan masalah politik dan penggunaan topeng dalam aksinya, juga terkait dengan tirani sebuah negara, mau tak mau serial ini mengingatkan pada salah satu film favorit saya: V for Vendetta yang dahsyat.

Jadi begitulah, film ini keren untuk ditonton, tapi sebagai peringatan serial ini tak bagus untuk ditonton anak-anak di bawah umur, selain cukup banyak adegan kekerasan, juga terselip beberapa adegan dewasa yang cukup berbahaya dan memacu adrenalin untuk ditonton.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun