Langkah pelan-pelan berubah menjadi lesat, napas memburu seingat bayanganmu yang membuat cemburu, aku lari sampai nyaris mati, meruahkan napas untuk membakar bara hati.
Kemana pun berlari dan tak bisa berhenti, sebentar saja jeda kembali semua sakit mendera-dera melebihi segala cidera. Â Pikiran-pikiran berkabut sejingga apapun tetap membiru dan menghantu-- biar saja pagi melangkah terus dengan lelah.
Kau pikir segalanya akan lebih mudah dengan hanya tetap diam, atau berteriak tanpa arah? Â Tak bergerak pun jantungpun tetap bergerak dan menetapkan ritmenya sendiri, tapi siapa yang tahu saat kembali mengangkat kaki tinggi dan jauh.
Jadi biarlah bumi dan udara saja lagi yang menemani segala sepi yang liris, sampai napas kembali habis dan senyap kembali mengiris-iris. Â Waktu akan terus mengejar dan lari menjauh dari segala sakit hati. Â Larilah, hati-hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H