Mendengar namanya, pasti akan langsung teringat akan jenama sebuah telepon genggam yang harganya bisa sampai ratusan juta, akan tetapi itu adalah nama yang sama yang disematkan pada sebuah sadel sepeda. Â Saya sendiri mengenal sadel itu secara tak sengaja.
Berawal dari keisengan mengikuti event sepeda Tour Loksado, acara tahunan yang diselenggarakan di Kalimantan Selatan pada bulan Juli kemarin.  Itu pun tertarik mengikutinya gara-gara biaya pendaftaran yang cuma 50 ribu rupiah saja.  Kadung mendaftar, sementara nyatanya acara sepedaan yang menempuh jarak 164 km itu harus menggunakan roadbike, yang mana saat itu saya belum punya.  Akhirnya berinisiatif meminjam sepeda roadbike pada seorang kawan.
Vertu itulah sadel yang terpasang pada sepeda Dignity-nya, bahannya dari plastik karbonat yang cukup kokoh, buatan Taiwan yang bentuknya sekilas mirip dengan sadel Tioga Spyder yang harganya jauh berbeda puluhan kali lipat. Â Bentuknya sendiri seperti sadel kebanyakan, dan tampak tak meyakinkan. Maklum baru pertama kali mencoba sadel dengan bahan plastik keras seperti itu.
Akan tetapi setelah saya coba menungganginya sejauh seratus kilometer lebih ke pantai, ternyata rasanya nyaman, tak bikin pantat panas dan sangat ergonomis. Â Tenyata tampilannya yang sekilas ringkih itu cukup menipu, nyatanya dipakai sampai sekarang masih saja nyaman dan bentuknya pun tak berubah.
Sampai akhirnya saat tergoda membeli roadbike sendiri, sadel berjenama mewah itu pun sekarang terpasang di situ. Â Saat mengembalikan sepeda Dignity yang saya pinjam, menyempatkan diri untuk menanyakan harga sadel tersebut pada empunya sepeda. Dia bilang harganya murah, saya pun tak percaya dan ternyata ucapan kawan saya itu benar adanya. Â Di toko online harganya hanya sekitar 40 ribu rupiah.
Saya pikir ini salah satu sadel berharga murah yang sangat worthed untuk dibeli dan dipakai di sepeda, soalnya dipakai untuk jarak dekat maupun jauh terbukti sangat nyaman. Â Kapan lagi bisa memiliki sader murah bernama mewah.
Oh iya, tulisan ini tentu saja bukan iklan, cuma sekedar berbagi informasi sahaja, soalnya rasanya memang tak mungkin menuliskannya tanpa menyebut jenama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H