Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Buku yang Membuat Mataku Berlinang

5 Desember 2022   14:27 Diperbarui: 5 Desember 2022   14:38 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti judul puisi saja layaknya ya.  Tapi nyatanya bukan, itu adalah aku saat tiba di halaman 128 novel Brianna dan Bottomwise karya Andrea Hirata.

Mungkin terkesan lebay tapi itu kenyataannya.  Emosi yang disampaikan di novel itu mengalir ke perasaanku tanpa ampun.

Mungkin akibat buku itu berkisah tentang musik dan instrumen yang bernama gitar.  Kombinasi tiga hal tersebut: buku, musik dan gitar ditambah kepiawaian Andrea memilih kalimat dan merajut kata menjadikannya begitu dahsyat.

Aku sampai harus berhenti dulu membaca di halaman 145 untuk kemudian menuliskan ini.  Emosiku meletup-letup dibuatnya, kisah orang-orang yang hidup seadanya tapi menganggap musik adalah sesuatu yang layak dipertahankan dan diperjuangkan dalam hidup, membuat perasaanku meledak-ledak.

Mungkin tak elok membandingkan dengan Rapi Jali karya Dee yang juga berkisah tentang musik dan instrumen dan juga membuat haru saat membaca trilogi yang disusun dengan apik itu.

Tapi kalau Rapi Jali karya Dee itu ibarat musik dari Bandung yang nyeni dan menyentuh dengan lirik lagu berpuisi dan nada yang nyaman didengarkan di hari sabtu.

Karya Andrea Hirata ini ibarat musik Slank formasi 13 yang membawakan Anyer 11 Maret yang lirih, mistis dan menghantam perasaan tanpa mengilangkan jiwa rock n rollnya.  Ini adalah musik beda dimensi, kawan.

Kalau saja berkaca-kaca saat menonton drama korea atau film kisah cinta yang mengharu biru dan membuat hati patah, itu biasa.

Tapi kalau sampai sebuah novel mampu membuat mataku berlinang-linang dan lama bikin emosi mereda, ini sangat muar biasa.

Begitu saja dulu ceritaku tentang buku yang harus kututup dulu untuk menenangkan gelombang emosi dalam kepalaku. Rasanya sudah lama tak membaca senikmat dan segila ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun