Membaca berita beberapa hari ini sebenarnya malu sendiri, status mahasiswa dan pengusaha yang sama-sama 'muda' ternyata cuma memperlihatkan darah mudanya yang kotor saja.
Kamis, adalah diadakannya Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang berlangsung di Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah, Tulungagung, Jawa Timur. Â Entah bagaimana ceritanya malah menjadi aksi saling lempar kursi dan botol sebelumnya terjadi saat pembukaan acara .
Pejabat setingkat Wakil Menteri yang hadir memberi sambutan pun tak digubris, sehingga beliau menghentikan pidato sambutannya. Â Tak cukup sampai di situ, rusuh berlanjut sampai merusak fasilitas kampus seperti jendela kaca dan kursi meja di sekitar acara. Â Sampai-sampai warga turun tangan membantu mengepung para mahasiswa yang rusuh. Â Konon katanya rusuh dipicu terkait tuntutan fasilitas selama cara berlangsung. Â Serius begitu, wahai kalian yang ngaku mahasiswa beragama?
Belum cukup berita tentang mahasiswa tak beradab tersebut, barusan muncul lagi berita kerusuhan. Â Sama-sama terjadi dalam sebuah rapat. Â Kali ini tak tanggung-tanggung, yang hadir adalah presiden. Â Tapi tetap saja kerusahan tak faedah terjadi pada Munas HIPMI XVII di Solo. Â Para peserta yang berseragam batik, yang katanya salah identitas budaya bangsa ini, tak ragu baku hantam di tengah-tengah acara.
Sama-sama bertajuk musyawarah nasional, sama-sama diikuti oleh para pemuda, dan sama-sama rusuh. Â Betapa ternyata status mahasiswa yang katanya generasi penerus bangsa dan pengusaha (yang katanya) muda dan tentu saja seharusnya kaya, punya semangat yang sama melakukan keributan di acara yang digagas oleh organisasi mereka sendiri.
Sungguh luar biasa, apapun alasan panitia tetap saja sepertinya organisasi tersebut harus dievaluasi ulang, kalau rapat antar sesama saja bisa serusuh itu, bagaimana nanti seandainya mereka duduk dalam tampuk pimpinan yang punya kuasa?
Memang kejadian tersebut tak bisa digeneralisir, tapi tetap saja membaca beritanya kembali merasa malu tak terkira. Lagian pengecut sekali, beraninya berantem di tengah orang banyak. Hedeh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H