Hewan yang cukup ditakuti sejak dulu selain anjing adalah hewan melata bernama ular. Â Padahal tak semua ular berbahaya, bahkan sebagian orang malah menjadikannya peliharan. Â Tapi tetap saja binatang bersisik itu selalu berhasil bikin deg-degan saat tak sengaja ketemu di jalan.
Sampai akhirnya keadaan yang membuat saya tak bisa mengelak lagi dengan keberadaan ular yang panjangnya bukan kepalang itu. Â Ceritanya akhir tahun silam ditugaskan untuk bekerja di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, salah satu kerjaannya selain ngurusin api ya ngurusin binatang-binatang yang cukup berbahaya, termasuk ular tentu saja.
Masalahnya adalah hewan hasil tangkapan dari masyarakat itu jarang langsung dilepas liarkan, biasanya dibiarkan dulu paling tidak sehari di mako, yang merupakan kepanjangan dari markas komando, tempat saya berkantor.
Jadi saja sekeliling kantor dihiasi oleh bermacam hewan liar, termasuk beberapa jenis ular. Â Ular yang tertangkap biasanya terdiri dari tiga kategori yaitu ular berbisa, ular yang tak bisa dan berbahaya, atau ular yang tak berbisa dan tak berbahaya.
Ular berbisa yang sering ditemukan dan ditangkap di sekitar perumahan penduduk adalah jenis kobra Jawa (Naja sputatrix), pernah juga tertangkap jenis king cobra (Ophiophagus hannah), dua-duanya adalah species ular yang bisanya mematikan.
Sedang ular yang tak berbisa namun cukup berbahaya adalah jenis piton, sepanjang saya ngantor di damkar sudah berkenalan dengan tiga jenis piton, tapi yang paling sering tertangkap adalah jenis sanca kembang (Malayopython reticulatus). Â Walaupun tidak mempunyai bisa tapi jika ukurannya cukup besar, lilitannya bisa meremukkan tulang. Â Rasanya pernah ditemukan piton yang panjangnya sampai sekitar 6 meter yang bersembunyi di gorong-gorong sebuah perusahaan.
Piton terakhir yang saya saksikan sendiri penangkapannya berukuran panjang sekitar empat meter, ditemukan di bawah lantai sebuah penggergajian kayu. Â Saat ditemukan ternyata piton betina itu sedang mengerami telurnya yang jumlahnya cukup banyak.
Sebagian besar ular yang tertangkap dilepasliarkan di tempat yang relatif jauh dan sepi dari kawasan perumahan penduduk, tapi ada juga beberapa ular tak berbisa yang tetap dipelihara di mako, sebagai bahan edukasi. Â Biasanya untuk coaching teknik menangkap ular dengan peralatan yang ada seperti grabstick snake atau tongkat penangkap ular yang sebagian ada penjepitnya di ujung tongkat.