Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Merk Lokal dan Dompet yang Tak Lagi Tebal

16 November 2022   05:33 Diperbarui: 16 November 2022   05:37 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Semenjak teknologi makin berkembang, maka rasanya apa saja bisa dibikin dan dikembangkan di negeri ini.  Begitu juga produk-produk lokal yang kualitasnya semakin baik dan bersaing.  Sebenarnya sih semenjak dulu banyak produk berkualitas yang dihasilkan, tapi mungkin karena kalah nama dan gengsi, maka orang lebih memilih merk-merk ternama dari luar negeri.

Misalkan sepeda yang sering saya pakai, itu bikinan lokal semua.  Sebut saja Polygon yang sudah lama go internasional dan sering dipakai untuk kompetisi, Federal yang  mengadopsi teknologi dari Jepang, atau sepeda lipat Takka yang asli bikinan anak muda dari Kabupaten Karanganyar.

Sepatu favorit saya pun adalah merk lokal: Brodo, yang bikinan anak muda dari Bandung, yang memang sekarang konon memiliki pabrik di Tangerang tapi memiliki kerjasama dengan 20 mitra UMKM di Bandung.  Sepatu kulit aslinya tentu saja favorit saya, lebih-lebih seri Signore yang simpel, klasik dan keren. Harganya jelas saja relatif lebih murah karena bikinan dalam negeri, bisa dibilang kualitas sepatu yang mereka hasilkan melebihi harga yang ditawarkan.

Satu lagi, pakaian favorit saya yaitu kaos oblong. Ini malah lebih unik lagi, kaos yang sering pakai kebanyakan buatan pabrik kaos punya seorang teman di Jogja. Desain-desainnya keren dan terbatas, walau kebanyakan temanya juga sepeda.  Tentu saja keren karena nyatanya dia jebolan sekolah seni di Jogja dan dulu pernah merintis karir di perusahaan kaos berlogo mata di Jogja sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar dan bikin usaha kaos sendiri.

Lalu hubungannya dengan dompet yang semakin menipis?

Yaitulah seringkali saya tergoda dengan produk-produk yang unik dan menarik, salah tiganya adalah produk-produk di atas.  Sulit mengendalikan pikiran saat ada yang melepas sepeda merk Federal yang kondisinya masih bagus, seri sepatu yang belum saya miliki, atau saat tiba-tiba teman pemilik pabrik kaos itu mengumumkan desain kaos barunya di media sosial miliknya.

Jadinya jempol jadi gatal lalu seakan terhipnotis dan memasukkan produknya ke dalam keranjang di aplikasi toko online yang terpasang di telepon pintar.  Itulah kelebihan dan kekurangan belanja secara digital, memudahkan untuk belanja hanya dengan klik sana sini.  Barang masuk keranjang, cek out, terus beberapa hari kemudian barang diantar sampai rumah tanpa harus sedia uang tunai.

Menyenangkannya belanja secara digital adalah banyak tawaran diskon, baik potongan harga barang maupun rabat ongkos kirim.  Seringkali ada cashback segala.  Bagaimana tidak menggiurkan bagi konsumen yang lemah iman terhadap godaan diskon seperti saya ini.

Tak cuma belanja secara online, belanja offline sekarang pun lebih canggih, tak perlu bawa banyak uang tunai dalam dompet, cukup bawa kartu saja, atau malah cukup bawa handphone.  Bayar belanjaan di minimarket langganan cukup gesek kartu atau kasih barcode atau memindai QR.  Tagihan langsung didebit dari rekening.  Simpel dan menyenangkan.

Memang akhir-akhir ini saya jarang sekali bawa uang tunai, terkecuali jika bepergian ke tempat yang kemungkinan masih memerlukan uang tunai untuk transaksi.  Cukup bawa kartu debit saja dan handphone sudah cukup, lagian menarik tunai di ATM pun kebanyakan sekarang bisa dilakukan pakai kode di hape. Transaksi digital relatif lebih mudah, simpel dan aman memang.

Segalanya bisa dilakukan dengan cara digital, termasuk transaksi belanja yang akibatnya dompet pun tak perlu lagi tebal, mas memang harus dipastikan saat belanja isi rekening masih cukup tebal, kalau lupa daratan belanja terus sampai tak sadar saldo tak cukup, malah jadi bikin muka tebal dan penjual jadi sebal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun