Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Branding Hasil Banding Membanding

31 Oktober 2022   18:46 Diperbarui: 31 Oktober 2022   18:57 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat jalan-jalan ke Jember, ada fenomena yang menarik saat melihat motor yang lalu lalang di jalan.  Hanya dalam hitungan satu menit, rasanya yang terlihat lewat merk dan jenis motor yang itu-itu saja.  Itu motor matic atau cukup dieja dengan kata metik saja, yang cukup ramping yang punya motto satu hati.  Pantas saja Dewa pernah jadi bintang iklannya, persis judul lagu mereka, sih.

Bayangkan dari berbagai jenis motor metik, satu jenis itu yang dipercaya oleh nyaris seisi jalan dalam satu kota.  Itu artinya sangat dipercaya, biasanya kalau sepeda motor jelas dipilih karena nyaman, irit dan harganya cukup terjangkau berbagai kalangan.

Lain waktu di kota kecil tempat saya tinggal sekarang, rasanya sering sekali melihat orang menggunakan jaket yang bertuliskan merk yang sama.  Ciri khasnya selain tulisan merk yang cukup besar, warna jaket yang agak mengarah ke warna abu-abu atau coklat, terus desainnya ditambah aksen huruf Jepang, entahlah artinya apa.

Tetapi sungguh desainnya enak dipandang, selain itu sepertinya bahannya terlihat nyaman dipakai.  Belakangan baru tahu kalau merk yang sekilas seperti kata dari Amerika Latin itu ternyata justru merk lokal.

Kedua produk di atas, walaupun jenisnya berbeda, yaitu sepeda motor dan pakaian, rasanya tak mempunyai iklan yang khusus, tapi branding mereka bisa tumbuh di masyarakat dengan baik.  Sepertinya kualitas bagus yang langsung dirasakan oleh konsumen, masih merupakan cara yang ampuh dalam penjualan produk, tanpa perlu pasang gembar gembor iklan secara berlebihan.

Secara tidak langsung, apa yang sering terlihat di jalan dan banyak dipakai orang, menimbulkan rasa penasaran dan branding pun tercipta dengan sendirinya.  Apalagi sekarang konsumen sangat kritis, apa yang dirasa nyaman ataupun sebaliknya, dengan cepat bisa tersebar di media sosial.

Rupanya penyebaran kualitas suatu produk dari mulut ke mulut masih efektif sampai sekarang, walau sekarang mungkin berubah jadi dari jari ke jemari.  Terlebih di toko online pun seringkali konsumen rajin memberi review atas produk yang dibeli, dan itu seringkali menjadi salah satu pertimbangan untuk memutuskan membeli suatu barang.

Namanya pembeli, tentu sukanya membanding-banding, dan tentu saja seringkali pertimbangan akhirnya adalah yang paling murah, paling bagus, paling awet dan paling kece.  Duh, kece, pilihan kata yang lawas sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun