Sewaktu masih kecil ada beberapa makanan yang dulu sering dibawakan abah ke rumah saat malam hari sepulang kerja, yang paling diingat adalah kue pukis, terang bulan, dan roti Minseng.
Minseng merupakan nama toko sekaligus merk roti yang legendaris sampai sekarang. Â Saat ada keperluan ke kota Banjarmasin biasanya disempatkan untuk mampir ke toko yang berada di ujung jalan P. Samudera ini, membeli beberapa potong roti yang rasanya tak berubah sejak dulu.
Saat ini yang berubah hanyalah kemasan dan penyajiannya. Â Dulu roti Minseng yang sering dibawa abah adalah yang tawar, dibungkus dengan kertas tipis dan utuh, sekarang sudah dalam keadaan dipotong-potong dan dikemas dalam bungkus plastik.
Walaupun demikian rasanya tetap sama, lembut dan ada sedikit citarasa asam yang tipis, sepertinya ragi yang dipakai tetap sama sejak dulu. Â Mengingatkan pada cerita Madre karya Dee.
Selain varian tawar, sekarang ada yang pakai isi seperti coklat dan selai. Â Juga ada makanan lain yang dijual selain produk khasnya itu.
Aroma roti yang wangi itu selalu berhasil membawa memori ke masa kecil, saat sumringah mendengar motor engkel dua tak berwarna biru terdengar di halaman rumah. Â Tak lama abah masuk membawa bungkusan roti yang masih hangat dan wangi.
Saat ini gantian, saya yang membelinya untuk abah, selalu senang melihat ekspresi beliau saat bungkusan berisi roti Minseng disodorkan ke tangan beliau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H