Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Meredam Keresahan Akibat Ulah Pengecut OTK

25 Oktober 2022   05:33 Diperbarui: 25 Oktober 2022   06:06 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa dekade silam, sekitar tahun 1998 pernah terjadi pembunuhan massal terhadap beberapa kiai dan guru ngaji di Banyuwangi, walau isu santet dibilang sebagai pemicunya, nyatanya pembunuhan terhadap ratusan orang itu tetap tidak jelas motifnya sampai saat ini.  Pun pelakunya, sampai saat ini tak pernah terungkap siapa yang beraksi dengan pakaian hitam-hitam layaknya tokoh dari Jepang sehingga peristiwa itu sering juga disebut dengan tragedi ninja.

Tujuan pembantaian itu juga tak jelas, walau dampaknya sangat jelas, yaitu keresaha dan ketakutan di masyarakat, semua jadi was-was karena sasaran dan motif pembunuh yang tak dapat dimengerti.  Banyak orang takut suatu saat akan menjadi sasaran berikutnya.

Di Jogja juga pernah ada kejadian random serupa, beberapa warga saat mengendarai motor di malam hari, dihadang orang tak dikenal dengan senjata tajam terhunus, dan tanpa alasan yang jelas menyabetkan senjatanya kepada warga yang tahu menahu.  Kejadian yang tak diketahui asal muasal penyebabnya ini lagi-lagi menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat sekitar.  Belum lagi ditambah ulah anak muda di Jogja yang melakukan kegiatan iseng bernama klitih, membacok orang secara random dan berkelompok di jalanan.

Ulah pelaku yang tidak terungkap jelas, motif yang sama sekali tidak diketahui membuat siapa saja bisa menjadi korban di jalan, kapan pun, tanpa tahu pokok masalahnya.

Tentu saja untuk meminimalisirnya, memang baik untuk kembali mengaktifkan kegiatan ronda di masyarakat, paling tidak membuat pelaku menjadi tak berani lagi nekat jika ada yang dirasa mengawasi lingkungan.  Sepertinya pelaku kejahatan random dan tak terungkap itu adalah pengecut, cuma memanfaatkan situasi untuk menimbulkan kekhawatiran warga.  Tentu saja pengecut tak pernah berani beraksi terang-terangan.

Penerangan di lingkungan warga juga saatnya dibenahi agar menimbulkan rasa aman, selain itu yang tak kalah penting, berusaha memasang cctv di titik-titik penting di lingkungan permukiman.  Untuk hal ini mungkin bisa dikordinir ketua lingkungan setempat seperti Ketua RT atau RW, paling tidak bisa dijadikan bukti jika ada kejadian serupa terjadi lagi.

Pelaku penusukan terhadap orang tak berdaya, apalagi korbannya adalah anak-anak, paling tidak akan berusaha menghindari tempat dimana dirinya bisa terekspos publik, salahsatu cara untuk membuatnya paling tidak jera dan tidak berani adalah memasang perangkat untuk merekam aksinya.

Semoga saja nantinya ini juga bisa menjadi perhatian pemerintah setempat untuk memfasilitasi keamanan warga, apalagi di kelurahan dan desa juga sekarang tersedia anggaran untuk pembangunan, mungkin bisa dialokasikan untuk sistem keamanan warga.  Kalau tidak memungkinkan diharapkan swadaya dari warga demi keamanan bersama.

Mudah-mudahan pelaku kejahatan cepat terungkap dan efek jera bisa diterapkan kepada pengecut yang beraninya cuma sama warga yang lemah dan tak berdaya sehingga kejadian yang meresahkan tersebut tidak terulang lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun