Secara umum klangenan berdasarkan KBBI adalah kegemaran atau hobi.  Lebih spesifik lagi Revi Soekatno, mengutip pendapat Zoetmulder 1995, menyatakan bahwa kata klangenan adalah berdasarkan kata Jawa Kuna kalangen, kalangn atau kalangwan yang merupakan turunan dari kata dasar lang yang maknanya adalah:Â
- pengalaman estetik pencarian keindahan
- keindahan, keindahan alam, puisi
- punjung, pavilyun (tempat untuk kesenangan istirahat atau keadaan sekeliling yg indah)
- (adj) terpesona oleh keindahan atau kecintaan, dikuasai oleh perasaan rindu.
Intinya klangenan adalah sesuatu yang menimbulkan rasa senang pada seseorang.  Lebih khusus lagi biasanya hal tersebut terkait dengan kebendaan, atau lebih jelasnya koleksi akan sesuatu yang relatif akan terus disimpan dan dirawat sampai batas bosan hadir, atau kalaupun harus dilepaskan karena alasan tertentu, biasanya diiringi dengan perasaan yang cukuo berat.
Sedari jaman dulu, klangenan atau hobi mengoleksi atau menggemari sesuatu itu tampaknya sudah hadir, walaupun bentuknya berbeda-beda. Â Ada yang klangenannya menaklukkan wilayah jajahan, ada yang sukanya mengoleksi selir, ada yang suka mengumpulkan benda berharga, dan itu berlangsung sampai sekarang.
Positifnya tentu saja, itu menjadi sarana yang paling efektif untuk healing. Â Menenangkan diri sejenak dari rutinitas, karena mampu mengumpulkan benda yang menjadi kegemaran itu adalah sebuah kepuasan tersendiri. Â Terkadang cukup dengan memandangi dan mengelus-elus koleksi saja sudah cukup menyenangkan, tak perlu pergi jauh-jauh hanya untuk menyegarkan perasaan dan pikiran.
Misal ada beberapa kawan yang rumahnya dikelilingi sangkar-sangkar berisikan burung-burung eksotis, Â atau ada yang sudut rumahnya dipenuhi dengan beberapa sepeda berbagai jenis, ada pula yang garasinya penuh dengan sepeda motor bermacam varian, itu belum lagi jika melihat kelakukan beberapa pesohor yang koleksinya macam-macam dari mobil sampai rumah, atau malah koleksi yang sederhana seperti buku, uang kuno, kaset, dan perangko.
Merawat koleksi, selain untuk kesenangan diri sendiri, hal positifnya tentu saja fokus saat merawat dan menikmati klangenan terjaga dengan baik, jadi relatif tidak terdistraksi dengan hal-hal negatif yang tak berfaedah.
Hal positif lainnya tentu saha menjadi ladang bisnis bagi beberapa orang, semisal pada komunitas klangenan sepeda atau motor tua, maka biasanya ada terjadi transaksi terkait suku cadang yang mungkin langka di pasaran. Â Adanya komunitas tersendiri itu sendiri pun akhirnya membentuk kelompok sosial baru lagi, yang berdasarkan kesamaan koleksi juga sarana untuk berbagi informasi.
Walaupun sisi negatifnya mungkin, bagi yang tak bisa menahan napsu, cenderung muncul keinginan untuk melengkapi koleksi, yang kalau dipikir-pikir tak bakal ada batas dan habisnya. Â Karena bagaimanapun, jangan sampai ursan klangenan mengganggu perekonomian keluarga. Â
Dikarenakan memang tujuannya untuk memuaskan panca indera,  baiknya bagi yang sudah berkeluarga saling mendukung dan memahami akan klangenan masing-masing, karena walaupun sepertinya lebih banyak urusan laki-laki, sesuai jargon bahwa boys will be boys, laki-laki kebanyakan kebanyakan bakal punya satu kegemaran atau hobi atau koleksi dalam hidupnya, sepanjang sekali lagi sifatnya positif biarkan saja.  Toh, sebenarnya soal koleksi, perempuan juga kebanyakan tak kalah dalam urusan begitu.
Coba saja sesekali intip koleksi sepatunya, baju, atau mungkin panci, dan perangkat dapur dari plastik yang tak mau disebut plastik, pernak pernik perhiasan, tanaman dan entah apa lagi.  Hal tersebut tidaklah menjadi masalah, karena  memang semuanya terkait keharusan untuk menyenangkan diri dan itu wajar, sepanjang memang dirawat dan telaten menjaga koleksinya.
Kesimpulannya, memiliki dan mengumpulkan sesuatu itu memang adalah hal yang menyenangkan, kok. Â Seakan-akan punya dunia sendiri saat asik dengan koleksi, apalagi jika menikmati dan merawatnya dengan sepenuh hati. Â Pikiran tenang, hati pun nyaman.