Sebenarnya bukan masalah juga sih, cuma saya ingat saat ngisi pertalite beberapa minggu yang lalu, dengan pede minta isikan penuh sama petugas pom bensin, sambil ngasih uang limapuluh ribuan. Saya mikir paling habis sekitar 30 ribu, ternyata nyaris habis selembar uang kertas yang saya kasih.  Cuma dikasih kembalian dua ribu!
Setelah baca-baca, baru tau kalau kapasitas tangki bensinnya lumayan banyak : 5,3 liter! Â Pantesan saja saat diisi satu liter kok ya jarum indikator bbm cuma bergerak dikit, ternyata oh ternyata.
Ada bagian dari tangki yang pernah saya ganti, yaitu keran bensin.  Soalnya kepakai pas mau service karburator yang juga akhir saya ganti baru.  Selain sudah error, terakhir kali direpair bensin eh bbm banjir terus, karbu yang lama juga bukan bawaan asli alias bukan original dari pabrik.
Mungkin nanti tangki bensin itu harus dibersihkan karena terakhir ditilik, ada kotoran serpihan karat besi di bagian dalamnya.
Kemudian sekitar dua hari yang lalu, eh giliran mesin basah dan oli samping netes terus, lumayan banyak. Â Tanya seorang kawan yang pinter ngebengkel, katanya itu seal pompa oli yang rusak dan kudu diganti.
Untunglah ada bengkel dekat rumah, yang tukang bengkelnya rata-rata anak muda itu, pinter memperbaikinya. Sekarang oli tak lagi netes, dan bagian bawah bensin cukup bersih jadinya.
Merawat motor tua yang cuma tiga percepatan dan kapasitas mesinnya cuma 79 cc itu rupanya sedikit berbahaya. Karena merasa semakin nyaman di jalan, dan setelah membaca artikel lama tentang motor yamaha lawas itu, ternyata selain sebelumnya ada Yamaha V75 yang bermesin 73 cc dan sebelumnya lagi ada Yamaha V50 dengan mesin 49 cc keluaran tahun 1973 dan cuma dua percepatan!
Bahayanya adalah, napsu ingin memiliki 2 seri yamaha 2 tak itu sebagai tambahan koleksi. Etapi baru ingat, mau ditaruh dimana lagi. Hedeh. Â Bagian terakhir ini sepertinya lebih menjadi masalah dibanding urusan tangki bensin dan pompa oli.
