Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Tanda Tangan kenapa Harus Rumit?

13 Oktober 2022   06:29 Diperbarui: 13 Oktober 2022   15:46 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

.. walaupun sekarang jaman teknologi sudah canggih, penerapan tanda tangan elektronik sudah bisa diaplikasikan di berkas-berkas penting, tapi nyatanya tanda tangan manual masih diperlukan dalam pekerjaam administrasi.

Kalau berkas yang ditandatangani sedikit sih tak masalah, kalau sampai ratusan lembar ya jadi repot juga.  Apalagi jika tandatangan yang dipunyai pejabat yang berwenang begitu panjang dan rumit lekukannya, otomatis perlu waktu lama untuk satu berkas.

Belum lagi ada satu berkas yang harus ditandatangani beberapa orang.  Seperti misal saat saya harus meminta persetujuan pengesahan lembar disertasi beberapa tahun silam.  Perlu sepuluh orang penandatangan untuk melengkapinya.

Jadinya agak menegangkan juga mengejar dan memburu tandatangan sambil khawatir dikejar deadline.  Terlebih deg-degan jika salahsatu penandatangan sedang tidak ada di tempat.

Makanya saya sering memikirkan saat nonton drama korea, betapa di sana sepertinya untuk tandatangan lebih simpel, cukup dengan cara pakai cap jempol.  Persis sepertin yang dilakukan oleh orangtua jaman dulu.  Malah lebih praktis dan terjamin keasliannya.

Jadi, jaman semakin canggih tidak menjamin administrasi menjadi lebih mudah ternyata, ya

/

*ditulis pake hape sembari nunggu tanda tangan pimpinan yang cukup panjang di berlembar-lembar kertas..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun