tas siaga bencana tersebut, walaupun sudah menduga-duga, tapi memutuskan gugling untuk mengetahui lebih detil tentang istilah tersebut.
..topik pilihan hari ini menarik, karena saya baru mendengar istilahDari beberapa artikel yang saya baca, sepertinya infografis dari indonesiabaik itu mewakili apa yang saya pikirkan. Â Tas siaga bencana intinya adalah sebuah tas simpel yang dipersiapkan seandainya terjadi bencana yang sifatnya mendadak, lebih-lebih jika hidup di lingkungan rawan bencana. Â Apalagi sekarang memasuki musim hujan, bencana banjir dan longsor pasti menghantui beberapa wilayah.
Sebaiknya memang tas seperti itu, paling tidak disiapkan untuk keadaan darurat, sesuai petunjuk di buku saku TANGGAP TANGKAS TANGGUHMENGHADAPI BENCANA yang diterbitkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB) yang bisa diunduh gratis di situsnya, isi tas itu paling tidak keperluan dasar yang diperlukan selama 3 (tiga) hari sebelum mendapatkan pertolongan dari pihak berwenang.
Dari infografis di atas, ringkasnya yang sebaiknya disiapkan adalah surat-surat berharga, sandang dan pangan untuk tiga hari, obat-obatan, alat telekomunikasi dan uang tunai secukupnya serta peralatan penunjang seperlunya seperti jas hujan dan pisau lipat atau tools multifungsi.  Contohnya seperti di bawah ini, perlengkapan survival seperti itu sangat membantu saat diperlukan di kala darurat.  Hal ini yang kadang diabaikan dalam mempersiapkan peralatan.  Saya sendiri selalu membawa tools lipat itu di dalam tas kemanapun pergi, karena seringkali diperlukan di saat yang tidak diduga.
Selain itu yang patut diperhatikan adalah kondisi tas yang diusahakan dalam keadaan kering, jika tak memiliki daypack (atau ransel kecil seperti yang biasa dipakai anak-anak sekolah) yang anti air, biasa disiasati dengan memasukan barang-barang ke dalam kantong plastik terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam tas, lebih-lebih peralatan elektronik seperti handphone atau powerbank.Â
Berdasarkan pengalaman selama berorganisasi di mapala waktu kuliah dahulu, packing juga tak kalah penting dalam menata isi tas.  Hal ini untuk memudahkan dalam bongkar muat isi tas, juga agar mudah dibawa.  Hal ini sangat penting agar jangan sampai barang bawaan bisa membuat cidera saat dipanggul.  Jadi, tentu saja syarat utamanya tas yang digunakan haruslah yang berjenis ransel.
Kemudian rumus sederhana agar tas gampang dibawa dan tidak menyusahkan adalah: packing serapi mungkin, terhindar dari basahnya air, letakkan benda yang paling berat di bagian dekat dengan punggung dan benda yang paling diperlukan di kantong yang mudah dibuka, atau posisinya paling mudah dibongkar, sebaliknya barang yang mungkin terakhir atau jarang dipakai ditaruh di posisi paling bawah.
Hal utama dari packing yang baik adalah beban yang terbagi dengan baik dan nyaman dipakai. Mungkin ilustrasi dari @napakrimba di bawah ini bisa menjadi patokan bagaimana packing yang baik.  Walaupun biasanya digunakan untuk carrier, yaitu tas yang ukurannya relatif besar untuk mendaki gunung, tapi prinsipnya sama saja untuk backpack atau daypack yang ukurannya lebih kecil.
Menurut saya sih, yang terrpenting saat darurat di kala bencana alam yang mungkin datang adalah mengurangi rasa panik, lalu berusaha packing seringkas dan secepat mungkin, untuk itu tentu sebaiknya mitigasi juga dilakukan, yaitu membiasakan diri meletakkan benda-benda yang mungkin diperlukaan saat darurat di tempat yang sudah ditentukan. Â Paling tidak seisi rumah sudah tahu posisi benda-benda darurat saat diperlukan, sehingga bisa sambil saling mengingatkan saat diperlukan.