Mohon tunggu...
R. Syrn
R. Syrn Mohon Tunggu... Lainnya - pesepeda. pembaca buku

tentang hidup, aku, kamu dan semesta

Selanjutnya

Tutup

Music

Belajar dari Konser Final Stereopony

3 Oktober 2022   07:36 Diperbarui: 3 Oktober 2022   07:38 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dari https://www.generasia.com/wiki/Stereopony

pesta pasti berakhir

tadi malam, saya menonton ulang bagian terakhir dari konser dari girl band Jepang bernama Steropony, band yang yang terbentuk tahun 2007 itu terdiri dari tiga orang yaitu Aimi, Nohana dan Shiho.  Lagu terakhir yang dibawakan adalah hitsnya Hitohira no Hanabira.

Konser pada tanggal 27 Desember 2012 itu menjadi  menarik karena merupakan konser perpisahan dari Stereopony yang menyatakan membubarkan diri setelah Aimi, sang vokalis sekaligus gitaris akan menjalani perawatan setelah didiagnosis menderita kanker tenggorakan.

Adegan paling mengharukan adalah setelah selesai membawakan lagu pamungkas, para anggota band mengintip dari belakang panggung dan melihat para penonton tak ada yang beranjak dari tempatnya sambil terus menyanyikan koor potongan lagu  Hitohira no Habira di seluruh penjuru Akasaka BLITZ.

Mengagumkan sekali, mereka adalah band yang sedang top dan besar di masa itu, tapi memutuskan untuk membubarkan diri dikarenakan keadaan, tak juga memaksakan untuk terus maksa manggung.

Memutuskan untuk mundur di saat sedang berada di puncak memang tak segampang yang dibayangkan, tapi tentu bisa dilakukan dengan kerendahan hati, apalagi di saat merasa memang tak bisa dipertahankan lagi.

Jarang kan, sekarang menemukan manusia seperti mereka, yang memutuskan untuk mundur dari panggung di saat sedang bersinar, memutuskan untuk tak lagi memaksakan diri manggung karena dirasa ada yang tidak benar. 

Mundur dari panggung di saat yang tepat akan dikenang orang sebagai hal yang spektakular dan mengagumkan, sebaliknya jika tak jua mundur di saat panggung tak lagi memungkinkan hanya akan dikenang orang sebagai hal yang memalukan dan lebih sebagai seorang pecundang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun