Mohon tunggu...
Rahmad Dwi Hartanto
Rahmad Dwi Hartanto Mohon Tunggu... -

Menulislah, maka kau sudah menciptakan mesin waktu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perempuan: Penggerak Roda Kehidupan

30 November 2017   14:18 Diperbarui: 30 November 2017   14:40 1639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum keluarga pembaca ku yang sekut, semoga di musim hujan  ini, kalian bakal selalu dilimpahkan kesehatan, dan semoga keadaan kota  kalian baik baik saja, maklum, Jogja lagi porak poranda dihantam badai  Cempaka. Semoga alam kian membaik, sangat tidak baik kalau kita sebut ini  bencana, anggap saja alam sedang bersabda layaknya ucapan Presiden  Jancukers, Sudjiwo Tedjo.

Yaps, kali ini aku bakal ngomongin fenomena kaum generasi penerus bangsa  yang salah kaprah, khususnya buat kaum perempuan, disini aku menulis  melalui sudut pandang ku sebagai kaum pria yang mulai resah juga sedih,  semoga aku gak dimarahi oleh kaum feminist diluar sana berkat tulisan ku  ini, semoga dan selalu, aamiin.

Melirik kembali pola hidup generasi milennial khususnya perempuan zaman  sekarang, ntahlah, aku sedikit miris, berawal dari scroll explore  Instagram, foto foto yang menunjukan belahan (maaf) dada, kehidupan  glamor, awalnya kulihat satu dan akhirnya makin banyak aja di explore  aku. Bingung apa yang sebenarnya mereka pikirkan, terbesit dalam pikiran  aku bahwasannya eksistensi wanita saat ini dilihat dari belahan dada,  kemolekan tubuh, demi memikat kaum pria, atau bahkan panjat sosial.

Kita pernah menemui sebuah kasus selebgram yang habis di hujat netizen  lantaran gaya hidup dan lagu fenomenalnya diatas kuda, menggunakan  topeng, dan menunjukan belahan dada yang tidak begitu gede sama sekali. Gak perlu aku sebut namanya kalian pasti tahu lah, nah pernah gak sih kalian berfikir kenapa dia bisa begitu?

Oke, dalam proses pendewasaan, sudah pada hakikatnya seorang remaja  mencari jati diri, kenakalan remaja itu sudah biasa, aku pun  mengalaminya, kita gak pernah tahu kenapa dia melakukan hal yang seperti  itu, ntah itu untuk menunjukan eksistensinya pada dunia atau apalah,  itu terserah dia, disini aku hanya ingin memberikan sedikit tanggapan ku  terhadap kalian kaum perempuan yang mungkin juga melakukan hal yang  sama.

Aku hanya merasa ketika seorang wanita menganggap kecantikan wajah dan  kemolekan tubuh adalah aset terbaik yang dimiliki untuk memikat lawan  jenis itu adalah sesuatu yang penting, bagi aku tidak sama sekali, itu  adalah sebuah kesalahan besar, pernahkah kalian berfikir kenapa Ibu  Kartini memperjuangkan hak perempuan untuk dapat sekolah? Ya, jawabannya  agar perempuan tidak lagi dianggap sebelah mata, dimana kasusnya pada  zaman sebelum emansipasi wanita itu diperjuangkan Ibu Kartini, memang  benar wanita hanya dilirik dari sudut pandang keindahan fisik,baik wajah  ataupun tubuh saja.

Tapi, ini sudah abad ke 21, bagi aku sungguh sangat disayangkan ketika  kalian kaum hawa hanya sibuk mempermak fisik tapi mengikis pengetahuan  dan moral kehidupan, padahal diabad modern ini, kalian akan lebih  terlihat menarik apabila memiliki pengetahuan yang tinggi, prestasi,  moral yang baik nan santun, dan berguna terhadap orang lain. 

Kita  menyadari bahwa di zaman sosial media yang canggih ini, tajuk perempuan  sebagai seorang influencer di dunia maya sangatlah kuat, kalian adalah  pandangan generasi di bawah kalian untuk menatap masa depan, kalau tak  bisa memberi setidaknya jangan merusak,  contohkanlah sesuatu yang baik terhadap orang lain, sebarkanlah energi  positif, karena sesuatu yang negatif tak akan bertahan lama.

Aku sempat berfikir, bahkan seorang pelacur lebih baik, kenapa? Karena  pelacur hanya merusak dirinya sendiri, sedangkan kita yang disebut  generasi penerus bangsa ini apabila menyebarkan sesuatu yang buruk  terhadap sesama atau bahkan generasi dibawah kita, kita tidak hanya merusak diri sendiri, tapi kita juga  telah merusak seluruh generasi.

Marilah, kalian sebagai kaum perempuan yang cerdas, bertindaklah dengan  lebih arif, berfikirlah bahwa derajat kalian ditakdirkan tinggi dan  kalian adalah sebuah kekayaan dari suatu bangsa.

                   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun