Ridca Syafitri
NPM: 2421020218
Mahasiswa Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung
PENDAHULUAN
 Manusia merupakan makhluk yang selalu mencari makna dalam kehidupannya. Salah satu cara manusia menemukan makna tersebut adalah melalui agama. Agama tidak hanya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, tetapi juga memberikan panduan moral, etika, dan spiritual dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Beragam cara manusia dalam beragama mencerminkan bagaimana individu dan komunitas memahami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama sesuai dengan latar belakang budaya, sosial, dan pengalaman mereka.
 Dalam konteks ini, memahami cara manusia beragama menjadi penting untuk menciptakan kehidupan yang harmonis di tengah perbedaan keyakinan. Dengan memahami cara-cara tersebut, kita dapat lebih menghargai keragaman beragama dan membangun toleransi di masyarakat yang maejmuk.
PEMBAHASAN
A.Cara Manusia Beragama
 Cara manusia beragama dapat dilihat dari berbagai pendekatan yang dipengaruhi oleh latar belakang individu, budaya, serta lingkungan sosial. Setiap individu memiliki cara yang unik dalam menjalankan ajaran agamanya. Secara umum, cara manusia beragama dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk berikut:
1. Beragama secara Ritualistik
 Pendekatan ini menekankan pada pelaksanaan ritual atau ibadah formal yang diwajibkan oleh agama. Individu yang beragama secara ritualistik biasanya taat dalam menjalankan kewajiban-kewajiban ibadah seperti shalat lima waktu dalam Islam, misa mingguan dalam Kristen, atau persembahan kepada dewa dalam Hindu. Pelaksanaan ritual ini bertujuan untuk memperkuat hubungan dengan Tuhan dan menjaga kesucian spiritual.Â
Contoh: Seorang Muslim yang secara konsisten menjalankan shalat lima waktu di masjid setiap hari sebagai bentuk ketaatan kepada Allah.
2. Beragama secara Emosional
 Pendekatan emosional dalam beragama berfokus pada pengalaman spiritual yang mendalam dan hubungan emosional dengan Tuhan. Individu yang beragama secara emosional sering mencari pengalaman religius melalui dzikir, doa, meditasi, atau ziarah ke tempat suci. Cara ini mengutamakan pengalaman emosional dan spiritual dalam beragama.Â
Contoh: Seorang penganut tasawuf yang rutin mengikuti majelis dzikir untuk merasakan kedamaian batin dan mendekatkan diri kepada Allah.
3. Beragama secara Sosial
 Beragama secara sosial menekankan pentingnya interaksi sosial dalam menjalankan ajaran agama. Individu yang beragama dengan cara ini aktif dalam kegiatan sosial keagamaan seperti berdakwah, membantu kaum dhuafa, atau terlibat dalam organisasi keagamaan.Â
Contoh: Seorang aktivis Islam yang aktif dalam kegiatan sosial seperti membagikan sembako kepada fakir miskin di bulan Ramadhan.
4. Beragama secara Etis
 Pendekatan ini lebih menekankan pada pengamalan nilai-nilai etis dan moral dalam kehidupan sehari-hari. Individu yang beragama secara etis berusaha menjalani hidup yang sesuai dengan ajaran agama, seperti berlaku jujur, adil, dan penuh kasih sayang terhadap sesama.Â
Contoh: Seorang pedagang yang selalu jujur dalam bertransaksi sebagai bentuk pengamalan nilai-nilai Islam dalam kehidupan
 sehari-hari.
B.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Cara Beragama
Cara seseorang beragama dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
1.Latar Belakang Keluarga Pola asuh dan tradisi keluarga memainkan peran penting dalam membentuk cara seseorang beragama.
2.Pendidikan tingkat pendidikan seseorang dapat memengaruhi cara mereka memahami dan mengamalkan ajaran agama secara intelektual.Â
3.Lingkungan Sosial dan Budaya lingkungan tempat seseorang tinggal, termasuk nilai-nilai budaya yang dianut masyarakat sekitar, juga memengaruhi cara mereka beragama.
4.Pengalaman Pribadi pengalaman hidup yang dialami seseorang, seperti peristiwa spiritual atau krisis kehidupan, dapat membentuk cara mereka berhubungan dengan agama.
KESIMPULAN
 Beragamnya cara manusia beragama menunjukkan kekayaan ekspresi spiritual yang dimiliki oleh umat manusia. Setiap cara memiliki keunikan dan kontribusinya masing-masing dalam membentuk individu yang beriman dan bermoral. Dengan memahami dan menghargai perbedaan ini, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih harmonis dan saling menghormati di tengah keragaman agama dan budaya.
 Cara manusia beragama sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk latar belakang budaya, pendidikan, dan lingkungan sosial. Pemahaman yang mendalam tentang berbagai cara beragama ini dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih toleran, harmonis, dan saling menghargai.Â
DAFTAR PUSTAKAÂ
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (Jakarta: UI Press, 2019), hlm. 56.
Abdurrahman Wahid, "Pentingnya Dialog Antaragama dalam Kehidupan Modern," Jurnal Studi Islam, vol. 12, no. 1 (2021): hlm. 45-50.
Nur Aini, "Pengalaman Emosional dalam Beragama: Studi Kasus di Komunitas Sufi," Jurnal Psikologi Agama, vol. 18, no. 2 (2022): hlm. 120-130.
Ahmad Mukhlis, Etika dan Moral dalam Perspektif Agama (Bandung: Mizan, 2021), hlm. 92.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H