Mohon tunggu...
Rudi I
Rudi I Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang belajar sastra Inggris 🇬🇧
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selamat datang di blog yang membahas tentang kebarat-baratan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sektor Pertanian Dapat Menjadi Pemasok Bahan Bakar Terbarukan

22 Juni 2021   11:32 Diperbarui: 22 Juni 2021   12:21 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan persentase 65% maritim dan 35% agraris. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani karena Indonesia merupakan negara tropis. Negara tropis menjadi produsen makanan terbaik di dunia. Indonesia termasuk dalam 5 besar eksportir pertanian terbaik di dunia. Indonesia memiliki total 570 ribu kilometer persegi lahan pertanian. Berdasarkan Badan Pusat Statistik komoditas pertanian pada Februari 2020 meningkat 22,98% dengan total keuntungan US$24,2 miliar. Sayangnya, negara kita kekurangan petani dan kebanyakan dari mereka sudah berumur. Disinilah peran para pemuda sangat dibutuhkan oleh negara. Negara kita membutuhkan petani modern yang memiliki pemikiran luar biasa untuk memajukan sektor pertanian.

Berbagai jenis komoditas pertanian telah dihasilkan oleh Indonesia seperti kelapa sawit, tanaman karet, beras, cabai, kacang-kacangan, dll. Di negara lain dan beberapa kota di Indonesia, komoditas pertanian dapat diolah menjadi bahan bakar pengganti yang disebut biofuel. Biofuel adalah bahan bakar yang dihasilkan melalui proses kontemporer dari biomassa, bukan bahan bakar yang dihasilkan oleh proses geologi yang sangat lambat dan terlibat dalam pembentukan bahan bakar fosil, seperti minyak. Biofuel dapat diproduksi dari tanaman, atau dari limbah pertanian, komersial, domestik, dan industri. Biofuel terbarukan umumnya melibatkan fiksasi karbon kontemporer, seperti yang terjadi pada tanaman atau mikroalga melalui proses fotosintesis.

Ada dua cara umum untuk memproduksi biofuel. Cara pertama adalah menanam komoditas yang mengandung gula/pati/polisakarida, kemudian difermentasi menghilangkan ragi agar menghasilkan ethil alkohol. Cara kedua adalah menanam berbagai komoditas pertanian yang memiliki kandungan minyak nabati tinggi seperti kelapa sawit, kedelai, ganggang, atau jarak pagar. Saat dipanaskan, kekentalan minyak nabati akan berkurang dan dapat langsung dibakar di mesin diesel, atau minyak nabati dapat diproses secara kimia untuk menghasilkan bahan bakar seperti biodiesel. Kayu dan produk sampingnya dapat diubah menjadi biofuel seperti gas kayu dan metanol atau bahan bakar etanol.

Terdapat dua jenis biofuel yang umum dijumpai, yaitu bioetanol dan biodiesel. Bioetanol adalah alkohol yang dibuat melalui fermentasi, sebagian besar dari karbohidrat yang dihasilkan dalam tanaman gula atau pati seperti jagung, tebu, atau sorgum manis. Biomassa selulosa, yang berasal dari sumber non-makanan, seperti pohon dan rumput, juga sedang dikembangkan sebagai bahan baku untuk produksi etanol. Etanol dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan dalam bentuk murni (E100), tetapi biasanya digunakan sebagai bahan aditif bensin untuk meningkatkan oktan dan meningkatkan emisi kendaraan. Bioetanol banyak digunakan di Amerika Serikat dan Brasil. Sedangkan biodiesel yang dihasilkan dari minyak atau lemak menggunakan proses transesterifikasi dan merupakan biofuel paling umum di Eropa. Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan dalam bentuk murni (B100), tetapi biasanya digunakan sebagai aditif diesel untuk mengurangi kadar partikulat, karbon monoksida, dan hidrokarbon dari kendaraan bertenaga diesel.

Biofuel menawarkan kemungkinan menghasilkan energi tanpa meningkatkan kadar karbon di atmosfer karena berbagai tanaman yang digunakan untuk memproduksi biofuel memiliki manfaat untuk mengurangi kadar karbon dioksida di atmosfer, tidak seperti bahan bakar fosil yang mengembalikan karbon yang tersimpan di bawah tanah selama jutaan tahun ke udara. Jadi, biofuel lebih netral karbon dan sedikit meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Penggunaan biofuel juga mengurangi ketergantungan pada minyak bumi dan meningkatkan ketahanan energi.

Peran generasi muda dalam pembangunan pertanian sangat penting untuk meningkatkan pertanian. Saat ini generasi muda lebih tertarik pada bidang lain selain pertanian. Mereka menganggap bekerja sebagai petani adalah ide yang buruk, kasar, dan berpenghasilan rendah. Orang tua mereka juga menanamkan mereka dengan pola pikir yang buruk tentang pertanian sejak masih kecil. Karena orang tua mereka ingin anak-anaknya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Padahal generasi muda memiliki peluang besar untuk mengubah kehidupan. Ada beberapa peran penting generasi muda di bidang pertanian seperti memberikan informasi tentang teknologi dan pestisida, menjadi petani yang sukses dalam pemasaran hasil komoditi pertanian, dan pengawasan di bidang pertanian.

Kini saatnya kita menyadari bahwa sektor pertanian membutuhkan tangan kita  karena era modern adalah era dimana teknologi berkembang. Biofuel akan menjadi salah satu terobosan terbesar bagi generasi muda. Pengembangan biofuel dapat diwujudkan di masa depan dengan kualitas teknis yang lebih tinggi, pengetahuan pertanian dan fleksibilitas para generasi muda akan menguntungkan diri mereka sendiri dan petani lain di negara mereka. Ubah peluang menjadi batu loncatan untuk masa depan yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun