Setiap kota di Indonesia memiliki cita rasa tersendiri
H-1
Kelopak mata ini terbuka di pagi hari (25/3) lumayan agak berat, ya mungkin akibat saya terbangun dengan kualitas dan kuantitas tidur yang tidak bagus alias kurang tidur, tapi harus dipaksakan karena ada panggilan tugas negara. Untung saja semalam sambil packing pakaian saya sudah booking taksi burung biru untuk jemput saya jam 06.30 pagi, tapi jarum jam sudah menunjukkan hampir pukul 07.00 saat itu, agak cemas karena hari itu tepat tanggalan merah dalam rangka peringatan Hari Paskah yang biasanya di Jabodetabek ketika hari Jum'at libur sudah bisa dipastikan orang-orang pasti berbondong-bondong untuk pergi keluar kota.
"Halo, selamat pagi! Dengan pak Rizky? / Ya, ini Blue Bird ya? / Iya pak, rumahnya patokannya apa ya pak? bla bla bla.."
Sampailah sedan mulus berwarna biru itu di depan rumah saya, dengan membawa banyak gembolan peralatan "perang", saya langsung ambrekin saja di bagasi taksi itu. Sejuknya udara pagi hari makin membuat isi dalam taksi itu semakin dingin, mata sembab saya kombinasi dari kurang tidur dan baru terbangun saya lapisi dengan kaca mata hitam  a la artis Hollywood. Ternyata ketakutan saya akan kemacetan menuju bandara pesawat terbang tidak terjadi, justru arah sebaliknya dari Jakarta menuju Cikampek yang sangat padat sampai mengular sekitar 10 KM panjangnya, ya benar saja intinya orang-orang Jabodetabek rata-rata ingin menghabiskan masa libur lumayan panjangnya di kota Bandung, Puncak, dll.
[caption caption="Jalan bebas hambatan yang sesungguhnya di pagi itu (rcs)"][/caption]
Yep! Ternyata hanya cukup menghabiskan 1 jam saja untuk sampai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Ah, saya sampai masih terlalu pagi, meeting point di KFC Bandara terminal 2 kebetulan, perut pun terasa lapar, ya sudah saya sikat dengan dua potong ayam,se-onggok nasi disertai minuman teh kemasan.
[caption caption="Penyelamat perut di pagi itu (rcs)"]
Semakin siang semakin terlihat banyak sekali orang-orang yang berdatangan membawa koper, benar saja ketika saya mau boarding pun antrian sangat mengular panjang. Ada keluarga, bule, rombongan abege, pasangan suami istri, dan tentunya saya serta dua rekan kerja saya yang ikut mengantri. Rata-rata saya perkirakan pasti ingin liburan, berbeda dengan kami bertiga, ya, bekerja. Huhft... (Anggap saja berlibur sambil bekerja, atau bekerja sambil berlibur he.. he.. he..)
[caption caption="Suasana antrian menuju boarding room GA (rcs)"]
Sampai juga tubuh ini terduduk manis di kursi penumpang Garuda Indonesia, memang bukan kali pertama saya merasakan penerbangan maskapai penerbangan regional terbaik di dunia versi Skytrax ini, namun selalu memberikan good impression - dimulai dari backsound kabin yang sangat merdu oleh alunan-alunan orkestra Indonesia. Saat itu ingat sekali lagu Gending Sriwijaya sangat memanjakan telinga saya, "ahh belum juga sampai tanah Wong Kito tapi udah sangat berasa di Palembang" ucap dalam hati sampai rasanya tidak sabar untuk segera sampai tanah Palembang.