G. H. Universal Hotel di pagi hari. (rcs)
Bandung merupakan salah satu destinasi wisata yang sudah pasti jadi sasaran masyarakat di Jabodetabek atau bahkan luar pulau Jawa akhir-akhir ini. Pasalnya bagaimana tidak? Libur panjang ditandai tanggalan merah di kalender yang disertai macetnya jalanan bebas hambatan menuju kota Kembang tersebut.
Pagi hari itu tidak seperti biasanya, saya terbangun bahkan sebelum ayam jago di depan rumah berkokok. Ya, jadwal kereta Argo Parahyangan sudah siap melaju pada pukul 08.30 WIB. Bergegaslah saya menaikki kuda besi matic menuju Stasiun Gambir, Jakarta.
Dalam hati rasanya sangat bersemangat, ini kali pertama saya menuju kota Kembang dengan moda transportasi darat kereta api, biasanya ga mau ambil pusing cukup bawa mobil sendiri atau naik mobil travel. Begitu sampai di stasiun Gambir agak kebingugan juga harus kemana, teman-teman di group whatsapp mengatakan berkumpul di salah satu restoran cepat saji di dalam stasiun. Setelah bertanya ke beberapa orang akhirnya bertemulah saya dengan  rekan-rekan lalu kita sarapan mengisi perut yang kosong.
Tak lama waktu menunjukkan pukul 08.00 WIB, kami semua bergegas untuk menuju peron kereta. Di tiket, saya berada di gerbong 4 dengan tempat duduk 7C. Lagi-lagi saya harus jeli dimana gerbong saya, untungnya ada petugas keamanan yang siap membantu memberikan info letak gerbong-gerbong kereta untuk para penumpang.
Bismillahirahmaniraahim dalam hati, waktu yang dibutuhkan kurang lebih 3 jam, agak lebih lama memang dibanding menggunakan mobil. Tapi saya yakin ada hal lain yang menguntungkan menggunakan kereta api menuju Bandung ini. Gerbong yang cukup nyaman, air conditioner yang sejuk, kursi penumpang yang rapih dan cukup lega, ditambah setiap baris kursi ada colokan listrik untuk charge handphone penumpang.Â
Saya memang bukan pemerhati moda transportasi kereta api, namun memang saya dengar desas desusnya kereta api di Indonesia ini sudah banyak berbenah dari segi sistem dan infrastruktur. Selain itu, hal yang terbayarkan karena waktu tempuh yang lebih lama adalah pemandangan sepanjang jalur kereta api, sawah hijau yang membentang ditambah pedesaan yang berada di pinggir rel kereta api sungguh menyenangkan hati.
Tak lama kereta api yang melaju pelan ini semakin pelan dan berhenti, tak tahu menurunkan penumpang tau menaikkan penumpang saya kurang jelas. Yang pasti perhatian saya tertuju pada suatu objek yang sangat menarik untuk diabadikan di Stasiun Purwakarta tersebut.