Mohon tunggu...
Rachel ElfridaManalu
Rachel ElfridaManalu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa tahun pertama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gubernur Bali Konsisten Tolak Timnas Israel, Citra Pariwisata Bali Dipertanyakan

26 Mei 2023   17:45 Diperbarui: 26 Mei 2023   21:33 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Opini - Konsisten Tolak Timnas Israel Sebanyak Dua Kali, Sikap Gubernur Bali Mengundang Kekecewaan Berbagai Pihak; Bagaimanakah Citra Bali di Mata Dunia Internasional Kedepannya?

Penolakan atas kehadiran timnas Israel oleh Gubernur Bali, yakni Bapak Dr. Ir. I Wayan Koster, M.M., dimana hal ini menjadi sebuah kontroversi yang mengundang banyak respon dari berbagai pihak karena kerap dikaitkan dengan kejadian batal Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Penolakan ini disuarakan oleh sang gubernur melalui sebuah surat bernomor T.00.426/11470/SEKRET perihal penolakan Tim Israel bertanding yang ia sampaikan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora RI). Surat itu sendiri ditandatangani oleh Wayan Koster pada 14 Maret 2023.

Mengutip dari mediaindonesia.com, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, selaku Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), menyatakan bahwa Bali selaku salah satu tempat yang memiliki potensi tinggi di sektor pariwisata diperkirakan akan mengalami kerugian sejumlah miliaran rupiah. Yang mana bila diperkirakan secara kasar; apabila ada 1.000 orang wisatawan mancanegara yang hadir selama pertandingan berlangsung, maka mereka berkemungkinan mereka akan tinggal di Bali kurang lebih selama 20 hari, dimana bila mereka mengeluarkan dana sebesar Rp 3 juta untuk transaksi perharinya, maka bila dikalikan keseluruhan, total tersebut dapat mencapai angka lebih dari Rp 60 miliar. Dan angka tersebut merupakan penafsiran dengan angka terendah dan belum mencakup para wisatawan domestik, yang berarti segala kemungkinan bertambahnya angka-angka tersebut bisa saja terjadi. Selain dari perkiraan dana yang disebutkan, adanya opportunity loss yang menjadi akibat dari kegagalan tersebut berkisar di angka Rp 3,7 triliun, Rp 500 miliar dari prasarana yang dibangun, Rp 500 miliar penyelenggaraan dan mungkin saja ditambah dari sisi transportasi yang batal.

Dalam hal ini, Bali sendiri terlihat konsisten menolak kehadiran Israel di Indonesia, terkhusus di wilayah Bali sendiri. Hal ini tampak dari pernyataan Wakil Gubernur Bali, yakni Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau yang kerap disapa Cok Ace, dimana beliau menyatakan kesepahamannya terhadap statement penolakan dari Gubernur Bali yang dianggap sudah melalui banyak pertimbangan dan didasarkan pada Permenlu Nomor 3 Tahun 2019. Dan hal ini terbukti dengan kembali ditolaknya kontingen Israel dalam Pagelaran ANOC World Beach Games (AWBG) pada 5-12 Agustus 2023 di Bali.

Keputusan yang penuh kontroversi ini sendiri tak lepas dari kritik dan rasa kekecewaan dari beberapa pihak. Hery Angligan, sebagai salah satu praktisi pariwisata Bali, menyatakan bahwa sikap yang diambil oleh Gubernur Bali tersebut sungguh dipertanyakan dan berbeda jauh dari image Bali yang dikenal sebagai daerah yang ramah dan toleran, terutama pada para pendatang. Dimana dalam kasus penolakan oleh Gubernur Bali ini, Presiden, selaku pemimpin tertinggi Negara mengizinkanTimnas Israel datang bertanding ke Indonesia tanpa membawa atribut negara ataupun menyanyikan lagu kebangsaan mereka.

Dalam diskusi, Kamis (6/4/2023), yang diadakan oleh Forum Peduli Bali, dimana Hery Angligan menjadi salah satu pembicaranya, beliau juga menyinggung mengenai Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pariwisata, yang mengatakan bahwa pariwisata Indonesia adalah pariwisata yang berkualitas, bertanggung jawab dan berkelanjutan. Namun hal ini tidak terlihat dalamkeputusan yang diambil oleh Koster selaku pemerintah daerah Bali, dan seperti yang sudah diketahui bahwa sektor pariwisata berkontribusi sebesar 53% terhadap perekonomian Bali. Menurut Hery sendiri, hal ini menjadi sebuah standar ganda bagi pariwisata itu sendiri, dimana di satu sisi pariwisata Bali sangat diagung-agungkan untuk tetap bangkit dan berkembang, namun pada sisi lain sebagian pihak berusaha menjegal pariwisata Bali secara tidak langsung melalui keputusan yang diambil.

Tidak hanya itu, protes dari pihak DPRD Bali, PSSI, serta sejumlah wisatawan menyambut keputusan dari Gubernur Bali. Mengutip ungkapan Ketua Komisi II DPRD Bali, IGK Kresna Budi dari DW.com, Bali selaku tuan rumah sudah seharusnya menerima dan menghargai siapapun tamu yang datang. Dan sudah seharusnya para wakil rakyat yang memiliki kekuasaan memahami bahwa olahraga dan politik itu berbeda, walaupun bisa sejalan, namun tidak seharusnya dicampur aduk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun