Mohon tunggu...
Rudi Chatab
Rudi Chatab Mohon Tunggu... -

Kepala keluarga dengan satu istri dan empat putra

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Inilah Kebutuhan Angkutan Jakarta

27 April 2012   03:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:03 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Pernah bayangkan sistem angkutan publik yang layak? mungkin bagi pembaca yang pernah ke negara maju seperti hongkong, korea selatan, singapura, atau Jepang dan Eropa, pasti sudah merasakan bagaimana suatu angkutan publik yang layak.

Angkutan publik tidak terlepas dengan perencanaan kota (urban planning). Setiap perencanaan kota yang benar, adalah yang berorientasi angkutan publik, atau Transport Oriented Urban Developement. Secara sederhana, angkutan publik mengacu pada beberapa hal antara lain: 1) jarak untuk setiap station adalah 5-10 menit perjalanan dengan kondisi nyaman. Setiap penumpang angkutan umum tidak boleh berkeringat dari lokasi penumpang (perumahan atau kantor atau tempat aktifitas) sampai dengan lokasi stasiun tempat mereka menunggu angkutan publik tersebut. Bagi anda pengguna busway.. apakah anda berkeringat dari lokasi anda mulai berjalan menuju stasiun busway? belum lagi menunggu di stasiun tanpa A/C.. lengkap sudah penderitaan yang dilayani gubernur DKI... 2) waktu tunggu maximum adalah 5 menit... bagaimana pengguna busway (termasuk saya sendiri)... berapa lama anda menunggu?... 3) ketersediaan ruang baik berupa gerbong atau bus? tidak menjadi masalah angkutan umum untuk berdiri, karena jarak tempuh mereka umumnya tidak jauh, tapi bukan berarti himpit-himpitan seperti ikan sarden.. seperti yang kita rasakan dalam busway... 4) keamanan baik terhadap penumpang maupun terhadap pelintas jalan.... sudah berapa kali kita ketahui busway menabrak pengendara motor, anak kecil penyeberang jalan, dan mobil yang melintas jalur busway...

Kesimpulan sederhana adalah busway bukan angkutan publik masif yang layak, dengan jumlah penumpang Jakarta yang mencapai lebih dari 10 juta per hari.. solusi busway tidak masuk dalam solusi angkutan publik masif yang aman dan nyaman, apalagi didukung dengan jaringan stasiun seadanya... lebih cocok untuk angkutan barang...

Dengan APBD DKI yang lebih dari Rp 36.023 T (http://www.jakarta.go.id/web/news/2011/12/APBD-DKI-2012-Ditetapkan-Rp-36023-Triliun), membangun angkutan publik masif yang layak menjadi kewajiban pemda dengan ketersediaan dana APBD yang memadai... klaim busway sebagai keberhasilan membangun sistem transportasi jakarta sangat amat tidak layak dan bodoh...

Bagi anggota DPRD dan Pemda, tidak perlu jauh2 untuk studi banding sistem transportasi publik, silakan jalan-jalan ke taman mini Indonesia indah (TMII - http://www.tamanmini.com/wisata/WSarana/339717684226/Aeromovel-Indonesia)... sistem angkutan publik yang layak dengan modifikasi sistem penyejuk udara (a/c) sudah dimiliki oleh Indonesia sejak lebih dari 20 tahun yang lalu, dengan daya angkut sampai dengan 300 penumpang dengan konsep karosel dapat disediakan gerbong sejumlah stasiun dengan investasi minimum.

Selamat berkarya calon gubernur DKI.. selamat belajar melayani publik yang selama ini bukan prioritas anda..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun