Mohon tunggu...
Restu Bumi
Restu Bumi Mohon Tunggu... -

Merah Putih Harga Mati

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Antara Unek-unek Fahri dan Tudingan Impor Daging Sapi

27 Juni 2013   22:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:19 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fahri Hamzah (Foto: Dok. Okezone)

[caption id="" align="alignnone" width="600" caption="Fahri Hamzah (Foto: Dok. Okezone)"][/caption] Membabibutanya sikap politikus PKS, Fahri Hamzah terkait kasus korupsi sapi tak bedanya sikap seorang anak kecil yang memang belum tahu diri. Coba perhatikan ketika seorang anak kecil yang sedang ‘dikeroyok’ dengan berbagai tudingan oleh teman-temannya atau orang-orang di sekitar dia. Mukanya pasti memerah dan lantas meredam rasa malunya dengan melempar tudingan ke sembarang arah. Itu sikap anak kecil yang masih bisa dimaklumi. Tapi apa jadinya jika hal tersebut dilakukan oleh seorang Fahri Hamzah yang kini bertengger di gedung dewan sana. Merasa terjepit, dan terpojokkan, Fahri malah melontarkan berbagai pernyataan miring, tanpa data dan fakta dan mengkambinghitamkan pihak lain terkait kasus korupsi tersebut. Ibarat pepatah, karena nila setitik, rusak susu sebelanga, karena satu atau dua kader PKS yang rangkap jabatan “Korupsi Sapi”, maka seluruh kader, bahkan lembaganya pun beralih menjadi “Partai Korupsi Sapi”. Kalau sudah begini, mau diapakan? Kita telaah lebih jauh. Kasus ini berawal dari Ahmad Fathanah yang kemudian menyeret Presiden PKS, kala itu, Luthfi Hasan Ishaq. Dan tak berhenti di situ, fakta-fakta baru mulai mencuat, yang menyebutkan beberapa nama baru, seperti Menteri Pertanian, Suswono, dan teranyar adalah Presiden PKS kini, Anis Matta. Belum lagi desakan sejumlah pihak agar tiga kader PKS yang kini menjabat sebagai Menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid II, untuk segera dicopot dari jabatannya lantaran PKS tak lagi satu suara dengan koalisi pemerintah terkait penaikan harga BBM (bahan bakar minyak). Tentu, hal tersebut sangat menyudutkan partai berbasis Islam tersebut. Partai yang dulu dikenal sangat aktif mengkampanyekan penolakan terhadap berbagai tindakan korupsi, kini malah terjerumus dalam-dalam di pusaran korupsi. Kepercayaan masyarakat terhadap PKS pun kian luntur, dan belum lagi pundi-pundi miliaran rupiah dari tiga menterinya pun terancam distop. Maka, tudingan Fahri terhadap Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan juga Menteri Perdagangan Gita Wiryawan bahwa mereka terlibat dalam kasus suap impor sapi pun menjadi pembenaran  baginya. Tidak masuk akal, Menko ngurusin daging sapi. Bukankah Menteri Pertanian Suswono lebih dekat dengan kebijakan mengenai impor daging empuk tersebut? Cengeng Salah Sasaran Sikap kekanak-kanakan ala Fahri tak berhenti di situ. Tudingannya tak hanya dilempar pada Hatta Rajasa dan Gita Wirjawan. Komisi Anti Rasuah alias KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) pun ditudingnya sebagai salah satu penyebar “fitnah” yang menghitamkan nama PKS. Sikap ini dipertontonkannya pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi III DPR dengan KPK di Komisi III, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, hari ini, Kamis (27/6/2013). Tak pantas seorang Fahri, menduduki posisi “Dewan Terhormat” jika kesempatan dia berbicara selama 30 menit hanya dihabiskan dengan melempar tuduhan dan unek-uneknya terkait kasus korupsi daging sapi yang tengah ditangani KPK. Padahal, hendakanya dalam RDP tersebut Fahri melontarkan masukan yang berharga untuk kepentingan seluruh masyarakat Indonesia, bukan malah bicara soal partainya? Benar-benar inilah gaya preman Fahri Hamzah bela PKS. Maka benar pula, tudingan ini pun disebut klise oleh Pakar Hukum Tata Negara, Asep Warlan Yusuf.  Tuduhan PKS kepada KPK, menurut Asep, sudah menjadi semakin klise dan masyarakat tidak akan terpengaruh dalam memberikan dukungan kepada KPK. Tudingan adanya pendzlominan PKS juga tidak akan didengar oleh masyarakat. Kasus PKS tertangkap tangan dan kalau tertangkap tangan maka sudah pasti KPK menindaklanjutinya sampai ke hulunya dan itu tidak bisa dihindari. Pastinya, masyarakat tetap percaya penuh pada Abraham Samad CS (Pimpinan KPK-red). Artinya, sekalipun Fahri atau kader PKS lain berkoar-koar membela dirinya, PKS tetaplah “Partai Korupsi Sapi!” “Sadarlah Fahri! Anda bukan lagi anak kecil. Pernyataan-pernyataan Anda justru semakin memojokkan partai yang Anda banggakan itu!”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun