Sebentar lagi Indonesia merdeka berumur 72 tahun. Pemerintah berencana merayakan hari kemerdekaan dengan melaksanakan rentetan acara hingga satu bulan penuh. Ibaratnya kita akan berpesta merayakan Indonesia merdeka selama satu bulan penuh.
Tapi harus diingat, saat ini kondisi perekonomian Indonesia sedang lesu. Harga-harga sedang naik, garam saja naik hingga tiga kali lipat. Hal itu membuat beban hidup masyarakat semakin sulit.
Perayaan yang dilakukan satu bulan penuh tersebut menelan biaya berapa?. Setelah mencoba mencari di google, saya tidak menemukan anggaran yang dihabiskan untuk acara tersebut. Biasanya media akan mengejar total biaya yang dipakai, tapi dari sekian banyak artikel yang ditemukan tidak terdapat jumlah pasti angaran yang dihabiskan.
Perayaan selama satu bulan tentu akan menyedot perhatian pemerintah. Ini tidak baik bagi kondisi negara, seharusnya mengurusi hal yang sangat genting malah mengurusi hal lain. Kita wajib merayakan hari kemerdekaan tapi tidak harus berpesta pora juga. Angka kemiskinan juga terus merangkak naik, ketimpangan makin menganga dan daya beli menurun.
Jika kita merayakan hari kemerdekaan dengan pesta pora maka kita telah menodai arti kemerdekaan itu sesungguhnya. Karena para pahlawan kita merebut kemerdekaan agar rakyat Indonesia merdeka dari kemiskinan, merdeka dari ketidakadilan dan merdeka dari penindasan. Para pahlawan juga akan sedih jika mengetahui para penerusnya memaknai hari kemerdekaan dengan pesta pora ditengah saudaranya banyak yang merana.
Pesta pora menyambut hari kemerdekaan ditengah kondisi seperti saat ini sama saja menyakiti hati rakyat kecil. Kenapa kita menghabiskan dana begitu besar jika hanya untuk pesta pora disaat ada yang sedang susah hidupnya. Akan lebih besar maknanya biaya untuk pesta pora tersebut digunakan untuk membantu masyarakat.
Pelaksana acara dalam hal ini pemerintah juga dapat lebih berkonsentrasi untuk membenahi kondisi negeri. Tidak menghasikan waktu untuk membuka acara pameran atau festival semata, apalagi untuk pencitraan.
Satu hal lagi, utang kita saat ini tengah meroket, jumlahnya sudah mencapai RP3.600 triliun lebih. Disaat satu orang menanggung utang Rp13 juta, apakah kita masih layak untuk pesta pora.
Tanpa pesta pora yang dilakukan pemerintah, rakyat sudah terbiasa merayakan hari kemerdekaannya sendiri. Hampir disetiap daerah ada perayaan kemederkaan, tidak saja ucapara bendera. Tapi juga hiburan rakyat yang tidak menghabiskan uang banyak dan berasal dari APBN.
Jangan berfikir pesta pora itu akan menghilangkan rasa lapar rakyat. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H