Setiap malam tahun baru dan tgl 4 Juli, hari kemerdekaan Amerika Serikat, selalu saja ada beberapa orang yang merayakannya dengan menyalakan kembang api di kompleks tempat saya tinggal. Saya tidak harus pergi kemana-mana untuk menikmati keindahan kembang api. Cukup berada di belakang rumah dan saya bisa melihat kembang api dinyalakan dari berbagai penjuru. [caption id="attachment_188817" align="alignright" width="300" caption="foto 1"][/caption] Baru malam tahun 2012 lalu saya mencoba memotret kembang api. Salah satu tips penting yang saya baca online adalah memastikan kamera tidak goyang karena kita menggunakan 'longer shutter speed' (2 s/d 15 detik) yang tidak hanya menangkap gerakan kembang api tetapi juga gerakan kamera itu sendiri. Cara terbaik untuk membuat kamera tidak goyang adalah menggunakan tripod. Jika tidak ada tripod kita bisa menggunakan segala sesuatu yang tidak mudah bergerak seperti meja, tembok, batu bata, dlsb. Selain long shutter speed, disarankan kita menggunakan aperture antara f/8 s/d f/16. Sedangkan ISO-nya gunakan ISO rendah seperti ISO 100-200 untuk menghasilkan jepretan yang sebersih mungkin. Hal penting lainnya adalah matikan flash. Meskipun sinarnya sangat kuat, tidak akan membantu. [caption id="attachment_188819" align="alignright" width="300" caption="foto 2"][/caption] Untuk 'focus' katanya, jika kita menggunakan auto focus, kemungkinan besar kamera baru akan siap memotret setelah kembang api padam. Sebaiknya kita set kamera secara manual pada 'infinity' atau set kamera pada 'landscape' mode yang berlambang gunung. Jika kamera Anda punya setting kembang api, Anda nggak perlu pusing-pusing mikirin soal ISO, shutter speed dan aperture. Foto-foto yang saya ambil ini hasil dari 'fireworks' mode. Lalu kapan kita sebaiknya menekan tombol shutter karena kembang api tidak berlangsung lama. Dari beberapa tips yang saya baca, semuanya menyarankan kita menekan tombol shutter segera setalah kita mendengar suara ledakan ketika kembang api dinyalakan. [caption id="attachment_188820" align="alignright" width="300" caption="foto 3"][/caption] Soal 'framing', saya waktu itu mengalami kesulitan karena saya tidak pernah tahu arah mana kembang api akan menyala. Berbeda dengan pesta kembang api yang diorganisir oleh kelompok-kelompok tertentu karena bisa dipastikan posisi di mana kembang api akan menyala. Waktu itu tentu saja saya tidak tahu tetangga sebelah mana yang akan menyalakan kembang api. Untungnya mereka menyalakan beberapa kembang api. Jadi setelah satu kembang api menyala, segera saya arahkan kamera saya ke satu posisi itu dan menunggu sampai kedengaran kembang api berikutnya dinyalakan. Dan menurut saya hasilnya lumayan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H