Sistem Penghambatan/Aktivasi Perilaku (BIS/BAS) dikembangkan oleh Carver dan White pada tahun 1994 untuk menilai perbedaan sensitivitas individu terhadap sistem penghambatan perilaku (BIS) dan sistem aktivasi perilaku (BAS). Sistem ini merupakan inti dari teori sensitivitas penguatan (RST), yang menyatakan bahwa ada dua mekanisme utama yang mengatur dan mengendalikan emosi dan perilaku.
Deskripsi dan Tujuan
Skala BIS/BAS terdiri dari 20 item yang menggunakan skala Likert empat poin untuk mengukur perbedaan individu dalam penghambatan dan aktivasi perilaku. Skala BIS menilai sensitivitas terhadap penghindaran potensi hukuman, sedangkan skala BAS mengukur sensitivitas terhadap rangsangan imbalan dan non-hukuman. Skala ini dirancang untuk menangkap perbedaan individu dalam respons perilaku terhadap hadiah dan hukuman yang akan datang, serta respons afektif yang terkait dengan rangsangan tersebut.
Riwayat Penggunaan
Skala BIS/BAS telah banyak digunakan dalam berbagai penelitian untuk menyelidiki hubungan antara penghambatan dan aktivasi perilaku, kecemasan, impulsif, dan psikopatologi. Skala tersebut telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan telah digunakan dalam beragam sampel, termasuk populasi klinis dan non-klinis.
Sub-skala dan Psikometri
Skala BIS/BAS terdiri dari dua sub-skala utama: BIS dan BAS. Skala BIS merupakan ukuran sensitivitas unidimensi terhadap penghindaran potensi hukuman, sedangkan skala BAS merupakan ukuran multidimensi yang mencakup tiga subskala: Responsif terhadap Penghargaan, Dorongan, dan Pencarian Kesenangan. Skala tersebut terbukti memiliki reliabilitas dan validitas yang baik, dengan koefisien alfa Cronbach berkisar antara 0,59 hingga 0,72.
Analisis Faktor dan Perbedaan Kelompok Umur
Analisis faktor telah digunakan untuk menguji struktur yang mendasari skala BIS/BAS. Penelitian menunjukkan bahwa skala BAS dapat direduksi menjadi satu dimensi aktivasi perilaku umum, sedangkan skala BIS juga bersifat unidimensi. Selain itu, penelitian telah menemukan bahwa skala BIS/BAS menunjukkan perbedaan terkait usia, di mana individu yang lebih muda umumnya mendapat skor BAS lebih tinggi dan skor BIS lebih rendah.
Penerapan dan Implikasinya
Skala BIS/BAS telah digunakan untuk mempelajari berbagai konstruksi psikologis, termasuk kecemasan, impulsif, dan psikopatologi. Teori yang mendasari skala ini menyatakan bahwa perbedaan individu dalam penghambatan dan aktivasi perilaku berhubungan dengan perbedaan kecemasan dan impulsif dan dianggap sebagai faktor kerentanan psikopatologi. Skala tersebut telah digunakan sebagai kerangka kerja untuk memahami perkembangan dan pemeliharaan berbagai kondisi kesehatan mental, seperti depresi dan gangguan penggunaan narkoba