Mohon tunggu...
Longwen Vegady
Longwen Vegady Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Resensi Film "Wage"

25 November 2017   21:21 Diperbarui: 25 November 2017   21:46 1450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

WAGE, film nasional yang tayang secara serentak di Indonesia pada tanggal 9 November 2017 ini bercerita tentang seorang Wage Rudolf Supratman yang biasanya lebih dikenal sebagai W.R. Supratman, sang pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya. Film ini sudah cukup baik jika dilihat dari segi cerita dan pengambilan gambar, film ini juga menyediakan alunan musik yang merdu namun sayang, masih ada beberapa kekurangan seperti adegan yang dipotong terlalu cepat atau musik yang sering diputar berulang-ulang

Selama lebih dari 120 menit, film "WAGE" ini menyuguhkan kepada penonton kisah tentang semangat dan rasa cinta seorang Wage Rudolf Supratman pada tanah air. Apapun bisa diberikannya untuk berjuang dan membela Indonesia,

"Aku harus ikut berjuang untuk kemerdekaan bangsa ini dengan lagu dan biolaku. Untuk itu, aku pun harus terlibat langsung dalam pergerakan kemerdekaan bangsa ini."

Demikian semangat membara seorang Wage, laki-laki kelahiran Somongari, Purworejo, Jawa Tengah, 19 Maret 1903. Dan semangat itu juga yang mendorongnya untuk pergi meninggalkan segala kehidupannya di Makassar menuju ke tanah Jawa dan terlibat langsung ke dalam pergerakan kemerdekaan rakyat Indonesia.

Perjuangan kemerdekaan kemerdekaan yang dilakukannya tidaklah mudah, Selalu ada sesuatu yang menghalanginya. Salah satu diantaranya adalah seorang agen polisi Belanda bernama Fritz yang selalu mengawasi gerak-gerik Wage. Ia bahkan tidak segan-segan untuk melakukan segala tindakan untuk menghalangi perjuangan kemerdekaan yang sedang berlangsung.

Perjuangan Wage dalam film ini juga diperlihatkan secara detail. Diperlihatkan juga adengan dimana Wage sempat frustasi dalam proses menciptakan lagu Indonesia Raya. Tak hanya mencipta lagu saja, Wage juga sempat menulis sebuah buku yang berjudul 'Perawan Desa', sebuah roman sejarah yang memantik semangat perjuangan para pahlawan.

Perjuangannya memang telah berkahir pada tanggal 17 Agustus 1938. Namun, hasil karyanya merupakan faktor besar dalam berhasilnya proses perjuangan kemerdekaan dan pada akhirnya, tanggal 17 Agustus 1945, impiannya pun tercapai yaitu kemerdekaan bangsa kita, bangsa Indonesia dari tangan penjajah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun