Mohon tunggu...
Razi Wahyuni
Razi Wahyuni Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Jurnalis

📚 IPELMABAR BANDA ACEH 🔬 B I O L O G Y 🎓 AR-RANIRY STATE ISLAMIC UNIVERSITY

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bunga-bunga Api Para Pembunuh

9 Juni 2023   12:53 Diperbarui: 9 Juni 2023   13:04 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 17 Mei 2003 pukul 07.00 telah berlalu dua puluh tahun sejak terjadinya pelanggaran berat HAM di  Jamboe Keupok. Oknum yang terobsesi dengan pertanyaan agama dan alibi bodoh para oknum raksasa, entah kopi apa yang mereka semburkan di pikiran mereka. Tragedi Jambo Keupok berawal dari informasi yang disampaikan seorang informan kepada anggota TNI bahwa Desa Jambo Keupok merupakan basis Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Mendengar informasi itu, aparat keamanan langsung mengambil tindakan. Mereka menyerang dan menyisir desa-desa di kawasan Bakongan. Selama operasinya, anggota TNI, Parako dan SGI melakukan tindakan kekerasan terhadap warga sipil, seperti penangkapan, penculikan paksa, penyiksaan dan penyitaan harta benda. Ratusan aparat keamanan tiba di desa Jambo Keupok dengan senjata laras panjang dan beberapa  senapan mesin. Semua orang terpaksa keluar, laki-laki, perempuan, tua, muda dan anak-anak. Mereka diinterogasi, dipukuli dan dibawa pergi dengan todongan senjata. Para aparat menginterogasi warga satu per satu untuk menanyakan keberadaan oknum GAM yang mereka cari. Saat warga mengatakan tidak tahu, aparat langsung  menyiksa dan menendang mereka. Beberapa warga Desa Jambu Keupok juga dipaksa untuk mengaku sebagai anggota GAM. Akibatnya, 16 warga sipil tewas setelah disiksa, ditembak bahkan dibakar hidup-hidup, dan 5 orang lagi dianiaya aparat keamanan. Dengan panasnya hati, tidak ada waktu untuk mengatakan apa yang akan terjadi pada istri dan anak-anaknya, bagaimana anak-anaknya akan hidup tanpa ayah tanpa ibu. Tak habis pikir, bagaimana mereka yang seharusnya melindungi malah menjadi malaikat maut para korban. Akankah korban yang Mereka bakar menjadi bunga-bunga api yang membuat mereka bahagia? Ataukah mereka memiliki preferensi seperti itu.Dua hari setelah kejadian tersebut, Presiden Indonesia Megawati mengeluarkan Keppres 28/2003 dan menyatakan darurat militer (DM) di Aceh. Saat itu pihak militer menuduh organisasi masyarakat sipil  Aceh bergabung dengan GAM dan di paksa diam sehingga mereka berhenti melaporkan keadaan Aceh ke dunia luar dengan cerita kesalahan berdarah yang tidak dilakukan dan rasa sakit yang membara, dengan abu, di atas air mata anak-anak yang kehilangan ayah mereka, wanita yang kehilangan jiwanya, seorang ibu yang merindukan anaknya hanya bisa menangis dan memeluk tubuh anaknya yang biru dan pucat.Meski keadaan darurat militer di Provinsi Aceh telah dicabut,  para korban dan keluarganya belum  mendapatkan keadilan atau pemulihan dari negara. Pemerintah masih gagal menghukum para pelaku dan memberikan keadilan bagi para korban dan keluarganya. Dengan berkedok perdamaian di mata dunia, tragedi Jambo Keupok menyisakan banyak luka hingga saat ini. Proses pengembangan kasus terhenti pada tahap administrasi. Berkas Jambo Keupok yang terakhir dikirim kepada Jaksa Agung pada 8 Maret 2017  belum juga berjalan. Bolak-balik berkas penyidikan antara Kejaksaan Agung dan Komnas HAM menggambarkan nihilnya niat untuk membantu dan memberikan petunjuk yang jelas dalam pemulihan berkas. Aksi ini menunjukkan bahwa ketidakmauan negara dalam menuntaskan pelanggaran HAM di Jambu Keupok. Silih berganti presiden dan pimpinan daerah tidak mampu menghadirkan keadilan dan pemulihan kepada para korban. Mungkin saja malaikat maut Tragedi Jambo Keupok sedang tidur di atas tilam yang dibalut sutra pualam dengan pendingin ruangan yang membuatnya terbuai, sehingga lupa bahwa telah bersenang-senang atas bola-bola api tubuh sang korban. Mereka seperti menenggak racun keindahan dunia berfoya-foya atas harta yang mereka punya sementara anak korban menangisi ayah ibunya yang telah tiada. Kembalilah, kepada jiwa yang tenang lagi menyejukkan, kuharapkan sukses selalu para oknum, yang kuharap menjadi pahlawan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun